KONSEP KEPEMIMPINAN
Pengertian
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama; dan kemampuan mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi, memelihara dan mengembangkan budaya organisasi (Shegdill dalam Stoner dan Freeman 1989: 459-460). Unsur-unsur kepemimpinan menurut Shegdill adalah: (1) adanya keterlibatan anggota organisasi sebagai pengikut; (2) distribusi kekuasaan di antara pemimpin dengan anggota organisasi; (3) legitimasi diberikan kepada pengikut, dan (4) pemimpin mempengaruhi pengikut melalui berbagai cara.
Konsep kepemimpinan kontemporer menganggap bahwa kepemimpinan merupakan proses saling mempengaruhi antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan bersama (Lussier dan Achua, 2001: 6). Elemen kunci kepemimpinan meliputi: pemimpin-pengikut, pengaruh, orang, perubahan dan tujuan yang akan dicapai. Pengikut ialah orang lain yang dipengaruhi oleh pemimpin. Pengaruh ialah upaya pemimpin mempengaruhi orang lain dengan cara mengkomunikasikan gagasan, memperoleh tanggapan atas gagasan yang dikemukakan dan memotivasi pengikut agar mendukung dan mengimplementasikan gagasannya dengan melakukan perubahan. Pengaruh merupakan esensi kepemimpinan. Pemimpin yang efektif mempengaruhi pengikutnya dalam berpikir bukan hanya untuk kepentingannya sendiri, melainkan pula untuk kepentingan bersama. Selanjutnya, meskipun istilah orang tidak dikemukakan secara spesifik dalam definisi kepemimpinan ini, namun setelah membaca elemen definisi kepemimpinan yang lain, maka dapat dipahami bahwa kepemimpinan adalah mengarahkan orang (lain). Definisi kepemimpinan ini mengandung makna bahwa pengikut yang baik juga menunjukkan peran kepemimpinan jika diperlukan, artinya pengikut bisa saja mempengaruhi pemimpinnya. Karena itu, definisi kepemimpinan kontemporer ini menunjukkan bahwa proses mempengaruhi terjadi antara pemimpin dan pengikut secara timbal balik dan dua arah.
Teori Kepemimpinan
Untuk mengklasifikasi teori dan penelitian kepemimpinan dapat dilakukan dengan cara memahami level analisisnya (Lussier dan Achua, 2001: 14). Level analisis teori kepemimpinan minimal terdiri dari empat, yakni individu, kelompok, organisasi dan masyarakat. Karena itu, sebagian besar kajian kepemimpinan diformulasikan dalam konsep proses pada salah satu dari empat level tersebut.
Pertama, level individu. Level analisis ini terfokus pada individu pemimpin dan hubungannya dengan individu lain (pengikutnya). Asumsi yang dianut ialah efektivitas kepemimpinan tidak dapat dipahami lebih jauh tanpa menjelaskan bagaimana pemimpin dan pengikutnya saling mempengaruhi satu sama lain sepanjang waktu.
Kedua, level kelompok. Level analisis ini terfokus pada hubungan antara pemimpin dengan kelompok pengikut kolektif yang disebut proses kelompok. Teori proses kelompok memfokuskan pada kontribusi seorang pemimpin terhadap efektivitas kelompok. Penelitian mendalam tentang beberapa kelompok kecil telah mengidentifikasi faktor determinan penting bagi efektivitas kelompok.
Ketiga, level organisasi. Level analisis ini terfokus pada organisasi sehingga lazim disebut proses organisasi. Kinerja organisasi dalam jangka panjang tergantung pada penyesuaian secara efektif terhadap lingkungan dan perolehan sumber daya yang dibutuhkan untuk tetap hidup, serta pada proses transformasi efektif yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa. Sebagian hasil penelitian terakhir pada level organisasi menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari manajer level puncak terhadap kinerja organisasi (Lussier dan Achua, 2001: 14; Manz dan Sims, 2001: 2; Overton, 2002).
Keempat, level masyarakat. Level analisis ini banyak terfokus pada perilaku pemimpin informal dalam masyarakat pada umumnya. Corak kepemimpinan di masyarakat sangat dipengaruhi oleh tatanan nilai dan keyakinan serta norma-norma (adat, kesusilaan, hukum, agama) yang berkembang dalam masyarakat.
Kajian kepemimpinan pada mulanya didasarkan pada asumsi bahwa pemimpin dilahirkan, tidak dibuat. Peneliti kemudian mengidentifikasi serangkaian pembawaan pemimpin yang membedakan dengan pengikutnya, serta pemimpin efektif dengan pemimpin tidak efektif. Teori pembawaan kepemimpinan mencoba menjelaskan karakteristik khusus kepemimpinan yang efektif. Peneliti menganalisis pembawaan fisik dan psikologis serta kualitas, seperti level kemampuan yang tinggi, keagresifan, kepercayaan pada diri sendiri, daya persuasif yang dimiliki dan kekuasaannya dalam mengidentifikasi serangkaian pembawaan yang dimiliki oleh pemimpin yang sukses. Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa, keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat dan perangai pemimpin tersebut. Sifat-sifat tersebut dapat berupa sifat fisik, sosial dan psikologis (Introducing Leadership Studies, 2001: 18; Leadership, 2001: 1; Sadler, 2001: 11).
Atas dasar pemikiran di atas ada anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil sangat ditentukan kemampuan pribadi pemimpin. Karena itu, timbul usaha dari para ahli untuk meneliti dan merinci kualitas seorang pemimpin yang berhasil melaksanakan tugas kepemimpinannya, kemudian hasilnya diformulasikan ke dalam sifat-sifat umum seorang pemimpin. Usaha tersebut berkembang menjadi teori kepemimpinan yang disebut “teori sifat kepemimpinan” (Robbins, at.al., 1994: 469).
Teori Sifat atau Pembawaan
(Sumber: Diadaptasi dari Chapter Seventeen, Leadership, 2001,
The McGraw-Hill Company, Inc.)
Bakat-bakat kepemimpinan: merepresentasikan karakteristik personal yang membedakan para pemimpin dari bawahannya.
• Temuan historis menunjukkan bahwa pemimpin dan bawahan dibedakan berdasarkan:
- intelijensi,
- dominasi
- kepercayaan diri
- tingkat energi dan aktivitas
- pengetahuan yang relevan dengan tugas
• Temuan kontemporer menunjukkan bahwa:
- orang cenderung mempersepsikan seseorang selaku pemimpin ketika menunjukkan bakat yang berhubungan dengan intelijensi, maskulinitas dan dominasi
- orang mengharapkan pemimpin tersebut menjadi kredibel
- pemimpin yang kredibel adalah pemimpin yang jujur, berpandangan jauh ke depan dan cakap.
Teori Kepemimpinan Perilaku
Setelah pada awal tahun lima puluhan diketahui bahwa penyelidikan mengenai ciri-ciri kepemimpinan tidak berhasil, para pakar dan peneliti kepemimpinan memulai mempelajari tingkah laku pemimpin. Tingkah laku pemimpin lebih terkait dengan proses kepemimpinan. Karena itu, ada dua dimensi utama kepemimpinan yang dikenal dengan nama konsiderasi dan struktur inisiasi. Dua macam kecenderungan perilaku kepemimpinan tersebut pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan.
Teori Gaya Keperilakuan
(Sumber: Diadaptasi dari Chapter Seventeen, Leadership, 2001,
The McGraw-Hill Company, Inc.)
• Studi Ohio State University mengidentifikasi dua dimensi penting perilaku pemimpin
(1) Konsiderasi: menciptakan respek dan kepercayaan timbal-balik dengan bawahan
(2) Inisiasi struktur: mengorganisir dan meredefinisi apa-apa yang akan dikerjakan oleh anggota kelompok
• Studi Michigan University mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan yang sama dengan studi yang dilakukan oleh Ohio State University.
= salah satu gaya terfokus pada pekerja dan gaya yang satunya terfokus pada pekerjaan
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang terbaik. Efektivitas gaya kepemimpinan tertentu tergantung pada situasi di mana gaya tersebut diterapkan.
Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa perilaku pemimpin yang efektif melakukan konsiderasi tergantung pada aspek berikut:
• Kepuasan pengikut terhadap pemimpin tergantung pada derajat konsiderasi yang ditunjukkan oleh pemimpin.
• Konsiderasi pemimpin lebih berpengaruh terhadap pengikut ketika pekerjaan tidak menyenangkan dan mendesak, dari pada ketika pekerjaan menyenangkan dan tidak mendesak.
• Pemimpin yang menunjukkan konsiderasi dapat melakukan inisiasi struktur yang lebih banyak tanpa mengurangi kepuasan pengikutnya.
• Konsiderasi yang diberikan sebagai respons terhadap kinerja yang baik akan meningkatkan kemungkinan kinerja yang baik di masa depan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang efektif melakukan inisiasi struktur adalah:
• Inisiasi struktur yang memperjelas peran tambahan akan meningkatkan kepuasan.
• Inisiasi struktur akan menyurutkan kepuasan pengikut ketika struktur tersebut sudah tersedia.
• Inisiasi struktur akan meningkatkan kinerja ketika tugas tidak jelas.
• Inisiasi struktur tidak akan mempengaruhi kinerja ketika tugas jelas (Leadership, 2001: 2).
Uraian di atas memperjelas bahwa teori kepemimpinan perilaku mencoba menjelaskan keunikan gaya yang digunakan oleh pemimpin yang efektif, atau memahami sifat-sifat pekerjaan pemimpin. Sepuluh peran manajerial dari Henry Minzberg merupakan salah satu contoh teori kepemimpinan perilaku. Peneliti perilaku menekankan pada penemuan cara mengklasifikasikan perilaku yang dapat memberikan pemahanan mengenai kepemimpinan.
Teori Kepemimpinan Kharismatik
Teori kepemimpinan kharismatik merupakan suatu perluasan dari teori atribusi. Teori ini mengemukakan bahwa para pengikut membuat atribusi dari kemampuan kepemimpinan yang heroik atau luar biasa bila mengamati perilaku-perilaku tertentu. Beberapa penulis telah mengidentifikasi karakteristik pribadi pemimpin kharismatik ini. Robert House yang terkenal dengan gagasannya mengenai teori jalur-tujuan mengidentifikasi tiga karakteristik pemimpin kharismatik, yakni: kepercayaan diri yang luar biasa tinggi, kekuasaan dan keteguhan pada keyakinan yang dianut (Robbins, et.al., 1994: 499-500).
Perbandingan Tipe Kepemimpinan
Perbandingan tipe kepemimpinan yang dibahas berikut ini diwakili oleh tipe The Strong Man, The Transactor, Visionary Hero dan Superleader (Manz and Sims, 2001: 39). Pertama, the Strongman menggunakan kewenangan dalam posisinya untuk mempengaruhi orang lain agar tunduk kepadanya karena rasa takut. Perilaku the strongman yang paling umum adalah menginstruksikan, memerintah dan mengintimidasi.
Kedua, the Transactor, dikategorikan ke dalam tipe hubungan pertukaran pemimpin dengan bawahan (orang lain). Pemimpin menanamkan pengaruh melalui dispensasi imbalan dalam pertukaran sehingga pengikut mentaati apa yang diinginkan oleh pemimpin. Perilaku yang paling banyak digunakan oleh pemimpin ini ialah ganjaran personal dan material sebagai balikan dari upaya, kinerja dan loyalitas orang terhadap kepemimpinannya (bandingkan dengan Model Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota).
Ketiga, the Visionary Hero dicirikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin untuk menciptakan motivasi yang tinggi dan menyerap visi masa depan. Pemimpin ini memiliki kapasitas untuk memberi kekuatan kepada orang lain untuk merealisasikan visi yang ditetapkan. Jenis kepemimpinan ini terutama menyangkut proses pengaruh atas-bawah. Pemimpin merupakan sumber kebijakan dan arahan, serta cenderung menempati posisi sentral, sementara peran pengikut memudar dalam bayang-bayang pemimpin. Kewenangan pemimpin didasarkan pada kapabilitas yang dimiliki dalam membangkitkan komitmen pengikutnya terhadap visi pemimpin.
Keempat, the Superleadership, yaitu pemimpin yang mengarahkan orang lain agar dapat mengarahkan dirinya sendiri. Pemimpin super dikenal pula sebagai pemimpin pemberdaya. Tipe pemimpin ini terutama terfokus pada bawahan. Pemimpin menjadi “super” – memiliki kekuatan dan kebijaksanaan sejumlah orang – karena membantu melejitkan kemampuan para pengikut yang mengelilinginya (Manz dan Sims, 2001: 45).
Daftar Pustaka
Bass, B.M. 1985. Leadership and Performance Beyond the Expectations, Pree Press New York.
Bass B.M. dan Avolio, B.J. 1993. Transformational Leadership dan Organizational Culture. Public Administration Querterly, 17(1): 112-17
Bycio et al., 1995. Conceptualization of Transactional and Transformational Leadership., Journal of Aplied Psychology, 80(4):468-78
Boje, David M. 2000. Flight of The Buffalo and Other Superleader Model, http://www.
Bowser D.G. dan Seashore, S.E. 1966. Predicting Organizational Effectivess with a Four Factor Theory of Leadership. Administrative Science Quartely, 11, p. 238-63.
Champy, James. 1995. Reengineering Management The Mandate For New Leadership, Herper Collins Publishing.
Darcy T. dan Kleiner, B.H. 1991. Leadership for Change in a Turbulent Environment. Leadership and Organization Development Journal, 12 (5), p. 12-16.
Fiedler, F.E.1967. A Theory of Leadership Effectivenss, New York: McGraw-Hill.
French, Wendell L., at.al. (ed.) 2000. Organization Development and Transformation: Managing Effective Change, Irwin McGrall-Hill Singapore.
Gibson, Ivancevich and Donnelly. 1994. Organizations, Erlangga Jakarta.
Gilley, Jerry W. and Ann Maycunich. 2000. Beyond the Learning Organization, Perseus Books Cambridge, Massachusetts.
Hennessey, J.T. 1998. Reinventing Government: Does Leadership Make the Difference? Public Administration Review 58 (6), p. 522-32.
House, R.J. 1971. A Path-Goal Theory of Leadership. Journal of Comtemporary Business 3, p. 81-97.
Howell, J.M. dan Avolio, B.J. 1993. Transformational Leadership,Transactional Leadership, Locus of Control Support for Innovation, Journal of Applied Psychology 78, p. 891-902.
Kotter, John P. 1996. Leading To Change, Harvard Business School Press.
Leonard-Barton, Dorothy. 1995. Wellsprings of Knowledge, Harvard Business School Press.
Lloyd, Bruce. 1998. Understanding the Power, Responsibility, Leadership and Learning Links: The Key to Successful Knowledge Management, Journal of Systemic Knowledge Management.
Lussier, Robert N. and Christopher F. Achua. 2001. Leadership: Theory, Application, Skill Development, South-Western College Publishing, United States.
Manz, Charles C and Henry P. Sims Jr. 2001. The New Super Leadership: Leading Others to Lead Themselves, Berrett-Koehler Publishers, Inc., San Francisco.
Politis, John D. Transformational and Transactional Leadership Enabling (Disabling) Knowledge Acquisition of Self Managed Team: The Consequences for Performance, Leadership and Organization Development Journal, 23 April 2002.
____________. The Relationship of Various Leadership Style to Knowledge Management, Leadership and Organization Development Journal, 22 Agustus 2002.
Rachmany, Hasan. 2003. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Ditjen Pajak, Proposal Disertasi Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia.
Robbins, Stephen, et.al. 1994. Organizational Beharviour: Concepts, Controversies and Applications, Prentice-Hall Australia and New Zealand.
Sadler, Philip, 2003. Leadership, Kogan London.
Scaborough, Jle D. 2001. Transforming Leadership in the Manufacturing Industry. http; Journal Industrial Technology.
Schein, Edgar H. 1992. Organizational Culture and Leadership, Jossey-Bass Publishers San Francisco.
Stoner, James A.F dan R. Edward Freeman. 1989. Management, Prentice-Hall of India.
Suarjaya, I Wayan dan Haedar Akib. Gaya Kepemimpinan Yang Terlupakan: Developmental Leadership, Manajemen USAHAWAN No. 11/TH. XXXII Nopember 2003, h. 42-48.
Taffinder, P., 1995. The New Leaders: Achieving Corporate Transformation Through Dynamic Leadership. London: Kogan Page.
Vroom V. dan Yetton, P. 1974. Leadership and Decision Making, Pittsburgh, PA: University of Pittsbyrgh Press.
Yulk, Gary. 1994. Kepemimpinan Dalam Organisasi, Prenhallindo Jakarta.
Komentar
Posting Komentar