PROFESI KEGURUAN

BAB I
KEDUDUKAN GURU

Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yaitu ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Oleh karena itu guru yang merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan dedudukannya sebagai tenaga professional, sesua dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.

A. Persyaratan Guru
Untuk dapat melakukan peranan dan melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya, guru memerlukan syarat-syarat tertentu. Syarat inilah yang membedakan antara guru dari manusia-manusia lain pada umumnya. Adapun syarat-syarat bagi guru itu dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, antara lain ;
1. Persyaratan administratif
Syarat administratif ini antara lain soal kewarganegaraan, umur, kelakuan baik, mengajukan permohonan, dll.
2. Persyaratan teknis
Bersifat formal, yaitu harus berijazah pendidikan guru. Syarat yang lain adalah menguasai cara dan teknik mengajar, terampil mendesain program pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan pendidikan/pengajaran.
3. Persyaratan psikis
Sehat rohani, dewasa dalam berfikir dan bertindak, mapu engendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekwen dan berani tanggung jawab, berani berkorban dan memiliki jiwa pengabdian.
Disamping itu guru dituntut untuk bersifat pragmatis dan realistis, tetapi juga memiliki pandangan yang mendasar dan filosofis. Guru harus juga mematuhi norma dan nilai yang berlaku serta memiliki semangat membangun. Inilah pentingnya bahwa guru itu harus memiliki panggilan hati nurani untuk mengabdi demi peserta didik.
4. Persyaratan Pisik
Badan sehat, tidak memiliki cacad tubuh yang mungkin mengganggu pekerjaannya, tidak memiliki gejala-gejala penyakit yang menular.
Sesuai dengan tugas profesinya maka sifat dan persyaratan tersebut secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam spektrum yang lebih luas, yakni guru harus; memiliki kemampuan profesional, memiliki kapasitas intelektual, memiliki sifat edukasi sosial. Ketiga syarat kemampuan itu diharapkan telah dimiliki oleh setiap guru, sehingga mampu memenuhi fungsinya sebagai pendidik bangsa, guru di sekolah dan pemimpin dimasyarakat.

B. Guru Sebagai Tenaga Profesional
Pengertian profesi memiliki banyak konotasi, salah satu diantarnya tenaga kependidikan, termasuk guru. Secara umum profesi diartikan sebagi suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Dalam aplikasinya, menyangkut aspek-aspek yang lebih bersifat mental dari pada landasan intelektual yang harus dipelajri secara sengaja, terencana dan kemudian dipergunakan untuk kemaslahatan orang lain.
Wolmer dan Mills mengemukakan bahwa pekerjan itu baru dikatakan sebagai suatu profesi, apabila memenuhi kriteria atau ukuran-ukuran sebagai berikut :
1. Memiliki spesialisasi dengan latar belakng teori yang luas, maksudnya :
a. Memiliki pengetahuan umum yang luas
b. Memiliki keahlian khusus yang mendalam.
2. Guru adalah jabatan atau profesi tentu saja dalam melaksanakan kegiatannya memerlukan kemampuan tersendiri.
Menurut buku bimbingan karir yang dimaksud dengan kemampuan adalah suatu kecakapan yang diperoleh setelah memperoleh pengalaman/pelajaran.1 Kemampuan guru berarti kemampuan profesional yaitu kemampuan yang berhubungan dengan profesinya dalam hal ini adalah proses belajar mengajar berdasarkan hal tersebut. Menurut Sastra Priyadi maka kemampuan profesional guru tercermin dalam :
1. Penguasaan bahan atau materi pelajaran
2. Perencanaan dan pengembangan proses belajar mengajar
3. Sistem penyampaian dan metodologi pengajaran
4. Evaluasi program, proses dan hasil
5. Bimbingan dan penyuluhan pendidikan yang menyangkut
6. Pengadaan penggunaan alat pendidikan
7. Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar
8. Menjalin pengertian timbal balik antara sekolah dan masyarakat.2
Yang dimaksud dengan kemampuan guru adalah suatu kecakapan yang dimiliki oleh guru tersebut. Menurut Wardani, dkk dengan kata lain yang dimaksud dengan kemampuan guru itu adalah kemampuan guru yang diperoleh melalui latihan-latihan yang berkesinambungan, baik pada masa pendidikan pra jabatan maupun pada masa pendidikan dalam jabatan. Berdasarkan alat penilaian kemampuan guru yang dimaksud kemampuan mengajar itu meliputi kemampuan untuk merencanakan program pembelajaran dan kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran.3
Menurut Wardani yang dimaksud dengan kemampuan mengajar guru adalah kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran meliputi kemampuan guru untuk menentukan dan merumuskan tujuan pembelajaran, memilih dan mengorganisasikan materi/media, perancang scenario pembelajaran, merancang pengolahan kelas serta merancang prosedur dan mempersiapkan alat penilaian.4
Adapun yang dimaksud dengan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran meliputi kemampuan guru untuk mengelola waktu dan fasilitas belajar, menggunakan strategi pembelajaran, mengolah interaksi kelas, bersikap luwea serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar, serta kemampuan mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran mata pelajaran tertentu.5
Kinerja guru adalah istilah yang berasal dari kata performance yang secara sederhana dapat diartikan sebagai penampilan kerja seseorang yang merupakan perwujudan pelaksanaan tugasnya. Kinerja juga dapat diartikan sebagai prestasi kerja. Untuk meraih prestasi antara lain ditntukan oleh kemampuan dan tata usaha.
Prestasi kerja dapat dilihat dari seberapa jauh seseorang telah dapat menyelesaikan tugasnya. Menurut Bernadin dan Russel, menyatakan bahwa, “prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.”6 Dari definisi tersebut jelas menekankan pengertian prestasi sebagai “hasil” atau apa yang keluar dari sebuah pekerjaan dan kontribusi mereka pada organisasi.
Menurut Anwar, kinerja adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.7 Sedangkan menurut Wayne F. Cascio, bahwa “kinerja merujuk kepada penyelesaian tugas-tugas yang diberikan para karyawan. “8 Dan definisi ini tampak penjelasan bahwa kinerja berkaitan dengan pencapaian tugas seseorang, sementara Dowzly, Gibson dan Ivancevich menyetakan, “ tercapainya tujuan adalah keberhasilan, Ivancevich menyatakan, “tercapainya tujuan adalah keberhasilan kerja.”9 Hal ini mengisyaratkan bahwa kinerja seseorang itu akan dinilai tinggi jika hasil kinerjanya tinggi.
Menurut Bowditch dan Buono, “kinerja berkaitan dengan perilaku yang diarahkan kepada misi organisasi.”10 Definisi ini menjelaskan bahwa untuk melihat apakah kinerja seorang karyawan baik atau buruk, maka yang menjadi acuan adalah apakah pekerjaan yang dilakukan merupakan bagian yang terintegrasi dengan misi dan sasaran organisasi atau hanya sekedar bekerja saja.
Kinerja yang dicapai seorang bukan hanya dilihat dari fisiknya saja, tetapi juga non fisik seperti halnya dengan disiplin kerja, kesetiaan, kepemimpinan, kerjasama, inisiatif dan tingkat pekerjaan yang dilakukan. Asumsi ini sejalan dengan pendapat Mittcel, yang mengemukakan bahwa, “ kinerja merujuk pada hasil perilaku.”11 Menurut Anwar, faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah : ”faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).”12
Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai ini terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (pengetahuan dan keterampilan). Dalam arti seseorang pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110 - 120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan mudah mencapai kinerja ang diharapkan. Sedangkan motivasi yang terbentuk dari sikap sseorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja.
Menurut Scoot dan Kenneth, Kinerja kerja adalah kreminasi tiga elemen yang saling berkaitan : keterampilan, upaya, dan sifat keadaan-keadaan eksternal.13 Tingkat keterampilan, adalah bahan mentah yang dibawa seseorang karyawan ke tempat kerja; pengetahuan, kemampuan, kecakapan-kecakapan interpersonal serta kecakapan-kecakapan teknis. Tingkat upaya, dapat digambarkan sebagai motivasi yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan. Keadaan - keadaan eksternal, adalah tingkat sejauh mana kondisi-kondisi eksternal mendukung produktivitas karyawan.
Berdasarkan beberapa definisi kinerja tersebut, dapat dikatakan bahwa kinerja seorang individu menggambarkan hasil dari pekerjaan yang dilakukan bernilai tinggi, maka individu tersebut harus memiliki beberapa hal yang dapat mendukung pelaksanaan kinerjanya.
Dalam kaitannya dengan penelitian yang dilakukan, kinerja yang dilakukan adalah kinerja guru, yang tugas utamanya adalah melaksanakan proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dapat disebut efektif ketika proses tersebut mampu mengubah diri peesrta didik dalam arti yang luas dan mampu menumbuh kembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar.
Kunci pokok proses pembelajaran ada pada seorang guru atau pengajar. Hal ini tidak berarti bahwa hanya guru yang aktif, sedang siswanya tidak. Proses pembelajaran menuntut kedua belah pihak yaitu siswa dan guru untuk aktif, guru adalah yang mengendalikan memimpin dan mengarahkan situasi pembelajaran, sedangkan siswa adalah yang menerima kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu keduanya dituntut kesediaan dan kesiapan dalam poses pembelajaran.
Penilaian kinerja perlu dilakukan karena ada beberapa alasan untuk menilai kinerja. Pertama, penilaian untuk memberikan informasi tentang dapat dilakukannya promosi dan penetapan gaji. Kedua, penilaian memberi satu peluang bagi atasan dan bawahan untuk meninjau perilaku yang berhubungan dengan kerja bawahan.
Penilaian kinerja terdiri dari tiga langkah : (1) Mendefinisikan pekerjaan, (2) Menilai kinerja, (3) Memberikan umpan balik. Mendefinisikan pekerjaan berarti memastikan tentang tugas-tugas dan standar jabata. Menilai kinerja berarti membandingkan kinerja aktual dengan standar-standar yang telah ditetapkan. Memberikan umpan balik, berarti memastikan tugas-tugas dan standar jabatan dan membandingkan kinerja aktual bawahan dengan standar-standar yang telah ditetapkan.
Menurut Hamalik, “guru adalah suatu jabatan profesional.”14 Peranan tersebut jelas tampak pada pelaksanaan tugas-tugasnya disekolah, sedang kompetisi menggambarkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya. Agar guru tersebut dapat bersikap dan berlaku profesional menurut Sudjana, “para guru perlu mempersiapkan secara khusus.”15
Antara lain melalui pendidikan formal. Menurut Wijaya dan Rusyan, “guru mempunyai lima fungsi dan peranan, yaitu : (1) sebagai pendidik dan pengajar, (2) sebagai anggota masyarakat, (3) sebagai pemimpin, (4) sebagai pelaksana administrasi, dan (5) sebagai pengelola proses belajar mengajar.”16
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Sedangkan tugas dalam bidan kemasyarakatnberarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju manusia Indonesia yang seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.


















Secara skematis tugas guru ini disajikan dalam gambar berikut :



























Kinerja guru dapat diartikan sebagai prestasi kerja guru. Untuk meraih prestasi antara lain ditentukan oleh kemampuan dan usaha. Prestasi kerja guru dapat dilihat dari seberapa jauh guru tersebut telah menyelesaikan tugasnya di dalam mengajar disbanding dengan standar-standar pekerjaan, atau kinerja guru merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan guru yang dilkukan yaitu mengajar dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama. Kemudian kinerja guru dapat diartikan sebgai suatu pencapaian tujuan dari guru itu sendiri maupun tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah.



















BAB II
PERANAN GURU

Dalam kegiatan sehari-hari seorang guru perlu memperhatikan beberapa hal sekaligus menegakkan disipli, pengaturan waktu, dan tekanan dari berbagai pihak untuk bekerja lebih efektif. Peran guru itu mengetahui bahwa mereka harus bekerja secara efektif, mengontrol perilakunya secara baik, berkomunikasi dengan murid dan orang tua mereka secara efektif, mengatur kehidupan professional maupun pribadi secara baik sehingga tercapai tujuan pendidikan di sekolah dasar.
Kemampuan dan keterampilan dalam mengelola kelas seharusnya dimiliki oleh guru, karena gurulah yang bertugas mengelola kelas. Guru harus mengetahui kondisi dan khususnya kelasnya, baik yang menyangkut siswa maupun lingkungan fisik kelas.
Peranan guru sangat besar dalam pengelolaan kelas, karena guru sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar (KBM). Guru harus penuh inisiatif dan kreatif dalam mengelola kelas, karena gurulah yang mengetahui secara pasti situasi dan kondisi kelas terutama keadaan siswa dengan segala latar belakangnya.
Dalam kaitannya dengan tugas pengelolaan kelas ada beberapa peran guru yang harus dilakukan sebagi berikut :

1. Peran sebagai pengajar/Intruksional
Dalam melaksanakan perannya sebagai pengajar hal-hal yang perlu dilakukan guru adalah :
a. Menyususn program pengajaran selama kurun waktu tertentu secara berkelanjutan.
b. Membuat persiapan mengajar dan rencana kegiatan belajar mengajar untuk tiap bahan kajian yang akan diajarkan berkaitan dengan penggunaan metode tertentu.
c. Menyiapkan alat peraga yang dapat membantu terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
d. Merencanakan dan menyiapkan alat evaluasi belajar.
e. Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran yang merupakan program sekolah. Misalnya, program pengajaran perbaikan dan pengayaan serta ekstrakurikuler.
f. Mengatur ruang kelas.
g. Mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik serta daya tangkap siswa terhadap pelajaran.

2. Peran sebagi Pendidik / Educational
Tugas guru bukan saja mengajar, tetapi lebih dari itu mengantar siswa menjadi manusia dewasa yang cerdas dan berbudi luhur. Dalam hal ini peranan guru dalam pembentukan sikap, mental dan watak semangat dominant. Dengan demikian Sistem “guru kelas” sangatlah sesuai, karena secara psikologis siswa memerluan “guru” di sekolah, sebagai pengganti orang tuanya. Oleh sebab itu guru harus memperhatikan siswa terutama sikap, tingkah laku, ketertiban dan kedisiplinan. Disamping itu guru harus memperhatikan kebiasaan-kebiasaan, kelainan-kelainan, kekhususan, kelebihan dan kekurangan masing-masing siswa.

3. Peran Sebagai Pemimpin / Managerial
Peran ini bukan saja pada saat pelajaran berlangsung tetapi juga sebelum dan sesudah pelajaran berlangsung. Guru adalah pemimpin dan penanggung jawab utama dikelasnya. Oleh karena itu yang terjadi dikelas dan yang berkaitan dengan siswa secar langsung atau tidak langsung menjadi tanggung jawab guru kelas.
Sehubungan dengan itu, guru harus banyak tahu tentang latar belakang siswa-siswanya, baik segi sosial, ekonomi maupun budaya. Sebagai pemimpin kelas, guru harus mengadakan hubungan dengan sekolah lain, masyarakat sekitar sekolah, termasuk dalam memanfatkan sumber daya yang ada dilingkungannya. Oleh karena itu hal-hal yang menyangkut tata usaha, dan administrasi kelas termasuk juga dalam lingkup peran guru sebagai managerial kelas.
Dalam menjalankan tugasnya tugas seorang guru setidaknya harus memiliki kemampuan dan sikap sebagai berikut :
a. Menguasai Kurikulim
Guru harus menguasai benas kurikulum/Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang merupakan pedoman yang dapat mengarahkan dalam merencanakan program dan kegiatan belajar mengajar dikelas. Tanpa penguasaan yang baik terhadap kurikulum yang berlaku guru akan mengalami kesulitan dan kurang terarah dalam penyampaian materi kepada siswa. Guru harus mengetahui batasan-batasan materi yang harus disajikan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), baik keluasan materi, konsep maupun tingkat kesulitannya sesuai dengan yang digariskan dalam kurikulum.
Guru yang baik adalah guru yang berhasil dalam pengajaran, dan mampu mempersiapkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Untuk mengarah siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu, maka setiap guru harus memiliki berbagai kemampuan atau kualifikasi profesional. Tugas professional itu meliputi tugas-tugas Mendidik (untuk mengembangkan kepribadian siswa), Mengajar (untuk mengembangkan kemampuan berfikir), dan Melatih (untuk mengembangkan keterampilan siswa).

b. Menguasai Materi Setiap Mata Pelajaran
Guru sekolah dasar adalah guru kelas, artinya guru harus dapat mengajarkan berbagai materi pelajaran. Guru tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan bahan pelajaran yang telah ditetapkan, tetapi guru harus menguasai semua materi yang akan diajarkan. Oleh karena itu dalam memberikan materi pelajaran guru mempunyai peranan dan tugas sebagai pengelola proses belajar mengajar di kelas yang dituntut banyak inisiatif dan penuh kreatifitas. Jadi penguasaan terhadap semua materi pelajaran mutlak dimiliki oleh seorang guru sekolah dasar.

c. Menguasai Metode dan Evaluasi Belajar
Salah satu kelemahan yang mendasar biasanya terjadi dalam KBM justru terlatak dalam inti aktivitas pendidikan itu sendiri, yaitu pelaksanaan kegiatan mengajar yang melibatkan guru dan siswa serta interaksinya satu sama lain.
Dalam rangka KBM guru harus menguasai berbagai metode mengajar. Selain menguasai berbagai metode, guru juga harus mampu memilih metode yang tepat sesuai materi pelajaran, tingkat kecerdasan siswa, serta lingkungan dan kondisi setempat, kemudian merancang menjadi satu program pengajaran yang baik dan terus diperbaiki dan disempurnakan.
Selanjutnya guru harus mampu mengukur dan menilai hasil pekerjaan siswa, terutama sekali yang menyangkut kegiatan belajar mengajar, baik proses maupun hasil belajarnya. Demikian guru harus menguasai teknik-teknik evaluasi yang diperlukan. Namun bukan sampai disitu saja, guru seharusnyalah meneliti dan menelaah hasil evaluasi para siswa, kemudian menentukan langkah selanjutnya untuk memperbaiki dan menyempurnakan program belajar mengajar.

d. Setia Terhadap Tugas
Profesi guru sangatlah berlainan dengan profesi lainnya, karena pekerjaan guru menyangkut pertumbuhan, perkembangan fisik dan intelektual seorang anak manusia. Segala kegiatan belajar mengajar harus disiapkan secara matang. Untuk itu guru harus benar-benar menyatu, menjiwai dan menghayati tugas-tugas keguruannya. Guru-guru yang berhasil pada dasarnya adalah guru-guru yang mencintai tugasnya, dan guru-guru yang setia terhadap tugasnya.

e. Disiplin Dalam Arti Luas
Pendidikan adalah suatu proses, bersama proses itu anak bertumbuh dan berkembang dalam belajar. Pendidik dengan sengaja mempengaruhi arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan diterima serta berlaku dalam masyarakat. Kuat lemahnya pengaruh itu sangat bergantung pada tata disiplin yang ditetapkan dan dicontohkan oleh guru.
Di kelas guru adalah “pemimpin” yang menjadi teladan dan panutan siswa-siswinya. Oleh sebab itu disiplin bagi seorang guru merupakan bagian penting dari tugas-tugas pendidikan. Dalam hal ini tugas guru gukan saja melatih sikap disiplin pada anak didiknya tetapi juga lebih penting adalah mendisiplinkan diri sendiri sebagai ciri khas figur seorang guru.







BAN III
PROFESI KEGURUAN

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Ciri-ciri profesi, yaitu adanya:
1. standar unjuk kerja;
2. lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar kualitas akademik yang bertanggung jawab;
3. organisasi profesi;
4. etika dan kode etik profesi;
5. sistem imbalan;
6. pengakuan masyarakat.

Profesi Keguruan
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).
Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya profesi guru. Profesi guru harus memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional, personal dan sosial.

Ciri-ciri Profesi Keguruan
Ciri-ciri jabatan guru adalah sebagai berikut:
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama (dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

Latar Belakang Profesi Keguruan
Jabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini meningkat dengan adanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk menghasilkan guru yang profesional. Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya lembaga yang menghasilkan guru. Walaupun jabatan profesi guru belum dikatakan penuh, namun kondisi ini semakin membaik dengan peningkatan penghasilan guru, pengakuan profesi guru, organisasi profesi yang semakin baik, dan lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui Akta Mengajar. Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan untuk meningkatkan profesionalitas para anggotanya. Setelah PGRI yang menjadi satu-satunya organisasi profesi guru di Indonesia, kemudian berkembang pula organisasi guru sejenis (MGMP).

Ruang Lingkup Profesi Keguruan
Ruang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu terdiri atas (1) layanan administrasi pendidikan; (2) layanan instruksional; dan (3) layanan bantuan, yang ketiganya berupaya untuk meningkatkan perkembangan siswa secara optimal.
Ruang lingkup profesi guru dapat pula dibagi ke dalam dua gugus yaitu gugus pengetahuan dan penguasaan teknik dasar profesional dan gugus kemampuan profesional.



Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan pribadi dengan segala karakteristik yang mendukung terhadap pelaksanaan tugas guru.
Beberapa kompetensi kepribadian guru antara lain sebagai berikut.
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Percaya kepada diri sendiri.
3. Tenggang rasa dan toleran.
4. Bersikap terbuka dan demokratis.
5. Sabar dalam menjalani profesi keguruannya.
6. Mengembangkan diri bagi kemajuan profesinya.
7. Memahami tujuan pendidikan.
8. Mampu menjalin hubungan insani.
9. Memahami kelebihan dan kekurangan diri.
10. Kreatif dan inovatif dalam berkarya.

Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Peran yang dibawa guru dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat terhadap guru pun berbeda dan ada kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah tempat guru tinggal.
Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru, antara lain berikut ini;
1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua Peserta didik.
2. Bersikap simpatik.
3. Dapat bekerja sama dengan BP3.
4. Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan.
5. Memahami Dunia sekitarnya (Lingkungan).



Komponen-komponen Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.
Beberapa komponen kompetensi profesional guru adalah berikut ini;
1. Penguasaan Bahan Pelajaran Beserta konsep-konsep.
2. Pengelolaan program belajar-mengajar.
3. Pengelolaan kelas.
4. Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar.
5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
6. Kemampuan menilai prestasi belajar-mengajar.
7. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah.
8. Menguasai metode berpikir.
9. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional.
10. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.
11. Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan.
12. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
13. Mampu memahami karakteristik peserta didik.
14. Mampu menyelenggarakan Administrasi Sekolah.
15. Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan.
16. Berani mengambil keputusan.
17. Memahami kurikulum dan perkembangannya.
18. Mampu bekerja berencana dan terprogram.
19. Mampu menggunakan waktu secara tepat.




BAB IV
MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR
PROSES PENDIDIKAN

A. Konsep Dasar Mengajar
1. Mengajar sebagai proses penyampaian materi pelajaran.
Kata “teach” atau mengajar berasal dari bahasa Inggris kuno, yaitu teacan. Kata ini berasal dari bahasa Jerman kuno (Old Teutenic), taikjan, yang berasal dari kata dasar teik, yang berarti memperlihatkan. Kata tersebut ditemukan juga dalam bahasa sanskerta, dic, yang dalam bahasa Jerman kuno dikenal dengan deik. Istilah mengajar (teach) juga berhubungan dengan token yang berarti tanda atau simbol. Kata token juga berasal dari bahasa Jerman kuno, taiknom, yaitu pengetahuan dari taikjan. Dalam bahasa Inggris kuno teacan berarti to teach (mengajar). Dengan demikian token dan teach secara histories memiliki keterkaitan. To teach (mengajar) dilihat dari asal usul katanya berarti memperlihatkan sesuatu kepada sesorang melalui tanda atau simbol, penggunaan tanda atau simbol itu dimaksudkan untuk membangkitkan atau menumbuhkan respons mengenai kejadian, seseorang, observasi, penemuan, dan lain sebagainya17.
Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dalam konteks ini mentransfer tidak diartikan memindahkan, seperti misalnya mentransfer uang. Mentransfer dalam konteks ini diartikan sebagai proses menyebarluaskan. Dalam proses mengajar, yaitu sebagai proses menyampaikan pengetahuan, akan lebih tepat jika diartikan dengan menanmkan ilmu pengetahuan seperti yang dikemukakan oleh Smith (1987) bahwa mengajar adalah menanmkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is imparting knowledge or skill).18
Sebagai proses penyampaian atau menanamkan ilmu pengetahuan, maka mengajar mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :
a. Proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered).
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting. Guru menentukan segalanya. Mau diapakan siswa ?, Apa yang harus dikuasai siswa ?, Bagaimana cara melihat keberhasilan belajar ?, semuanya tergantung guru. Oleh karena itu pentingnya peran guru, maka biasanya proses pengajaran hanya akan berlangsung manakala ada guru, dan tidak mungkin ada proses pembelajaran tanpa guru.
b. Siswa sebagai objek belajar.
Konsep mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi pelajaran. Peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang diberikan guru. Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai minat dan bakatnya, bahkan untuk belajar sesuai dengan gayanya, sangat terbatas, sebab dalam proses pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.
c. Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu.
Proses pengajaran berlangsung pada tempat tertentu, sehingga siswa hanya belajar manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat belajar. Demikian juga halnya dengan waktu yang diatur sangat ketat.
d. Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran.
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Oleh karena kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka alat evaluasi yang digunakan biasanya adalah tes hasil belajar tertulis yang dilaksanakan secara periodik.

2. Mengajar sebagai proses mengatur lingkungan
Terdapat beberapa karakteristik dari konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan, antara lain :
a. Mengajar berpusat pada siswa (student centered)
Mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Hendaknya belajar apa siswa dari topik yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, bukan hanya guru yang menentukan tetapi juga siswa. Dengan demikian peran guru berubah dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar.
b. Siswa sebagai subjek belajar.
Dalam konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan, siswa tidak dianggap sebagai organisme yang pasif yang hanya sebagai penerima informasi, akan tetapi dipandang sebagai organisme yang aktif, yang memiliki potensi untuk berkembang. Mereka adalah individu yang memiliki kemampuan dan potensi.
c. Proses belajar berlangsung di mana saja.
Kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar siswa. Siswa dapat memnfaatkan berbagai empat belajar sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran. Ketika siswa akan belajar tentang fungsi pasar misalnya, maka pasar itu sendiri merupakn tempat belajar siswa.
d. Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan.
Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itulah penguasaan materi pelajaran bukanlah akhir dari proses pengajaran akan tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan tingkah laku yang lebh luas. Artinya sejauh mana materi pelajaran yang dikuasai siswa dapat membentuk pola perilaku siswa itu sendiri. Untuk itulah metode dan strategi yang digunakan guru tidak hanya sekedar metode ceramah, tetapi menggunakan berbagai metode, seperti diskusi, penugasan, kunjungan ke objek-objek tertentu, dan sebagainya19.

B. Perlunya Perubahan Paradigma Tentang Mengajar
Pandangan mengajar yang hanya sebatas menyampaikan ilmu pengetahuan itu, dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan. Mengapa demikian ? Minimal ada tiga alasan penting. Alasan inilah yang kemudian menuntut perlu terjadinya perubahan paradigma mengajar, dari mengajar hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran kepada mengajar sebagai proses mengatur lingkungan.
1. Siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi mereka adalah orgnisme yang sedang berkembang. Agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya, dibutuhkan orang dewasa yang dapat mengarahkan dan membimbing mereka agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Oleh Karena itulah, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi yang memungkinkan setiap siswa dengan mudah mendapatkan berbagai informasi, tugas dan tanggung jawab guru bukan semakin sempit namun justru semakin kompleks. Guru bukan saja dituntut untuk lebih aktif mencari informasi yang dibutuhkan, akan tetapi ia juga harus menyeleksi berbagai informasi, sehingga dapat menunjukkan kepada siswa informasi yang dianggap perlu dan penting untuk kehidupan mereka.
2. Ledakan ilmu pengetahuan mengakibatkan kecenderungan setiap orang tidak mungkin dapat menguasai setiap cabang keilmuan. Begitu hebatnya perkembangan ilmu biologi, ilmu ekonomi, hokum, dan lain sebagainya. Apa yang dulu tidak pernah terbayangkan, sekarang menjadi kenyataan. Dalam bidang teknologi, begitu hebatnya orang menciptakan benda-benda mekanik yang bukan hanya diam, tetapi bergerak, bahkan bias terbang menembus angkasa luar.
3. Penemuan-penemuan baru khususnya dalam bidang psikologi, mengakibatkan pemahaman baru terhadap konsep perubahan tingkah laku manusi. Dewasa ini anggapan manusia sebagi organisme yang pasif yang perilakunya dapat ditentukan oleh lingkungan seperti yang dijelaskan dalam aliran behavioritik, telah banyak ditinggalkan orang. Orang sekarang lebih percaya, bahwa manusia adalah orgnisme yang memiliki potensi seperti yang dikembangkan oleh aliran kognitif holistik. Potensi itulah yang akan menentukan perilaku manusia.

Ketiga hal diatas menuntut perubahan makna dalam mengajar. Mengajar jangan diartikan sebagai proses menyampaikan materi pembelajaran, atau memberikan stimulus sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi lebih dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Menurut Gagne mengajar atau teaching merupakan bagian dari pembelajaran (instruction), dimana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu20.

C. Makna Mengajar Dalam Standar Proses Pendidikan
Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Dalam implementasinya, walaupun istilah yang digunakan “pembelajaran”, tidak berarti guru harus menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual pada dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa. Mengajar-belajar adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Mengajar adalah suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar. Keterkaitan antara mengajar dan belajar diistilahkan Dewey sebagai “menjual dan membeli” – Teaching is to Learning as selling is to Buying. Artinya seseorang tidak mungkin akan menjual manakala tidak ada perbuatan mengajar manakala tidak membuat seseorang belajar. Dengan demikian dalam istilah mengajar juga terkandung proses belajar siswa. Inilah makna pembelajaran.
Bruce Weil mengemukakan tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran, antara lain :
1. Proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Tujuan pengaturan lingkungan ini dimaksudkan untuk menyediakan pengalaman belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan fakta-fakta.
2. Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari.
a. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian seperti bentuk, besar, berat, serta bagaimana objek itu berinteraksi dengan yang lain, dan diperoleh melalui pengalaman indra secara langsung.
b. Pengetahuan sosial berhubungan perilaku individu dalam suatu sistem sosial atau hubungan manusia yang dapat mempengaruhi interaksi sosial. Contohnya pengetahuan tentang aturan, hukum, moral, nilai, bahasa, dan lain sebagainya.
c. Pengetahuan logika berhubungan dengan berpikir matematis, yaitu pengetahuan yang dibentuk berdasarkan pengalamn dengan suatu objek dan kejadian tertentu. Pengetahuan ini didapatkan dari abstraksi berdasarkan koordinasi relasi atau penggunaan objek. Pengetahuan ini diciptakan dan dibentuk oleh pikiran individu itu sendiri, sedangkan objek yang dipelajarinya hanya bertindak sebagai media saja.
3. Dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial. Anak-anak akan lebih baik mempelajari pengetahuan logika dan sosial dari temannya sendiri. Melalui pergaulan dan hubungan sosial, anak akan belajar lebih efektif dibandingkan dengan belajar yang menjuhkan diri hubungan sosial. Oleh karena melalui hubungan sosial itulah anak berinterksi dan berkomunikasi, berbagi pengalaman, dan sebagainya yang memungkinkan mereka berkembang secara wajar.

















BAB V
ASPEK-ASPEK PENGELOLAAN KELAS

Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan guru dalam mengelola kelas antara lain :
1. Mengecek kehadiran siswa
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut
3. Pendistribusian bahan dan alat
4. Mengumpulkan informasi dari siswa
5. Mencatat data
6. Pemeliharaan arsip
7. Menyampaikan materi pelajaran
8. Memberikan tugas / PR

Hal-hal yang perlu diperhatikan para guru, khususnya guru baru dalam pertemuan pertama dengan siswa di kelas adalah sebagai berikut :
a. Ketika bertemu dengan siswa, guru harus :
1. Bersikap tenang dan percaya diri sendiri
2. Tidak menunjukan rasa cemas, muka masam, atau sikap yang tidak simpatik
3. Memberikan salam lalu memperkenalkan diri
4. Memberikan format isian tentang data pribadi siswa, atau guru menyuruh siswa menulis riwayat hidupnya secara singkat.
b. Guru memberikan tugas kepada siswa dengan tertib dan lancar.
c. Mengatur tempat duduk siswa secara tertib dan teratur.
d. Menentukan tata cara berbicara dan tanya jawab.
e. Membuat denah kelas (tempat duduk siswa).
f. Bertindak disiplin baik terhadap siswa maupun terhadap diri sendiri.




KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS
Untuk menciptakan kelas pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yang perlu dimiliki oleh guru. Djamarah & Zain, keterampilan pengeloaan kelas terbagi menjadi dua keterampilan. Pertama, keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Kedua keterampilan yang berhubungan dengan pengembanan kondisi belajar yang optimal.22
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi ini belajar yang optimal terdiri dari beberapa keterampilan sebagai berikut :

1. Keterampilan Sikap Tanggap
Sikap tanggap berarti guru mampu mengetahui banyak hal yang dilakukan oleh siswanya. Seolah-olah guru mampu memberi perhatian terhadap semua kegiatan siswanya. Untuk memiliki sikap tanggap dapat ditempuh dengan beberapa cara :
a. Memandang secara seksama
Memandang secara seksama maksudnya kontak pandang yang dilakukan oleh guru mampu melakukan interaksi antar pribadi dengan siswanya. Memandang secara seksama ini dilakukan guru dapat ditunjukkan dengan bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa persahabatan dengan siswanya.
b. Gerak mendekati
Gerak mendekati siswa yang dilakukan guru menandakan kesiagaan, minat, dan perhatian guru terhadap siswanya. Dalam melakukan gerak mendekati hendaknya guru melakukan secara wajar dan bukan untuk menakut-nakuti atau mengancam siswanya.
c. Memberi pertanyaan
Pertanyaan guru terhadap aktivitas siswa sangat dibutuhkan. Pertanyaan guru dapat berupa tanggapan, komentar maupun pertanyaan lainnya. Yang perlu dihindari oleh guru adalah pernyataan yang sifatnya ancaman.
d. Reaksi terhadap gangguan
Apabila pelaksanaan pembelajaran terdapat gangguan yang muncul dari siswa, maka guru secepatnya memberi reaksi untuk mengembalikan kondisi menjadi tenang. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menegur siswa yang menjadi sumber gangguan. Yang perlu diperhatikan guru dalam menegur siswanya adalah teguran tersebut dilakukan pada saat yang tepat dap pada sasaran yang tepat pula.

2. Membagi Perhatian
Yang dimaksud membagi perhatian adalah guru mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Untuk dapat membagi perhatian, guru dapat menggunakan cara-cara sebagi berikut :
a. Membagi perhatian secara visual
Membagi perhatian secara visual maksudnya guru dapat mengubah pandangannya yang tertuju pada kegiatan pertama dan kegiatan kedua tanpa harus kehilangan perhatiannya pada kegiatan pertamanya.
b. Membagi perhatian secara verbal
Membagi perhatian secara verbal maksudnya guru dapat memberi komentar dan penjelasan terhadap aktivitas salah satu peserta didik, sementara ia memimpin dan terlibat supervisi pada siswa lainnya.

3. Pemusatan perhatian pada kelompok
Dalam pengelolaan kelas guru menghadapi sekelompok orang. Oleh sebab itu guru harus mengupayakan agar perhatian kumpulan orang tersebut tetap memperhatikan hal-hal yang dilakukan oleh guru. Untuk memusatkan perhatian sekelompok orang, dalam hal ini sekelompok siswa, maka guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Memberi tanda
Tanda adalah sesuatu yang dapat dijadikan simbol dan mampu menarik perhatian orang. Memberi tanda dalam pembelajaran berarti sesuatu hal baik yang bersifat suara atau benda yang digunakan guru agar mampu menarik perhatian siswanya. Misalnya untuk menarik perhatian kelompok pada saat memulai pelajaran, guru dapat menggunakan tanda dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari atau menanyakan hal-hal yang terkait dengan pelajaran sebelumnya.
b. Pertanggungan jawab
Untuk menarik perhatian kelompok, guru dapat meminta pertanggungjawaban kepada siswa atas semua tindakan yang dilakukan. Misalnya guru meminta pertanggungjawaban atas pekerjaannya, melaporkan tugas, memperagakan sesuatu dan sebagainya.
c. Pengarahan dan petunjuk yang jelas.
Untuk menarik perhatian kelompok, guru perlu memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas dan singkat, sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada diri siswa. Petunjuk dan pengarahan yang jelas dapat dilakukan kepada satu orang siswa, sekelompok kecil siswa, maupun kepada seluruh siswanya.
d. Penghentian
Penghentian maksudnya guru menghentikan gangguan yang terjadi dalam pembelajaran yang muncul dari siswa. Untuk menghentikan gangguan dapat ditempuh dengan menegur siswa yang bersangkutan. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan teguran adalah teguran dilakukan dengan tegas dan jelas, teguran tidak disampaikan dengan kata-kata kasar, tidak berkepanjangan dalam melakukan teguran.
e. Penguatan
Apabila guru melakuakan teguran maka guru segera memberi penguatan pada siswa yang mendapat teguran. Penguatan ini dimaksudkan agar siswa memiliki kepercayaan diri sehingga terdorong untuk mau belajar.
f. Kelancaran
Yang dimaksud dengan kelancaran adalah siswa telah terjadi kemajuan dalam pembelajaran. Indikator dari kemajuan itu dapat dilihat adanya pemusatan perhatian pada diri siswa.
g. Kecepatan
Kecepatn dapat diartikan tingkat kemajuan yang ada pada diri siswa. Apabila dalam diri siswa telah terdapat kemajuan belajarnya maka guru tidak perlu membuat kesalahan dengan menghambat kecepatan kemajuan yang diperoleh oleh siswa.
Selanjutnya keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal keterampilan untuk menganalisis siswa yang mengalami kesulitan/gangguan belajar. Keterampilan ini dapat dilakukan dengan berbagai strategi, diantaranya dengan memodifikasi tingkah laku, melakukan pendekatan terhadap masalah kelompok, dan menentukan dan memecahkan masalah.

























BAB VI
ADMINISTRASI KELAS

Administrasi kelas yang tertib dan teratur sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pengajaran di kelas. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif yaitu makin meningkatnya efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar. Administrasi dilaksanakan dalam rangka menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar berhasil dengan baik maka administrasi kelas perlu dikelola dengan baik. Administrasi kelas yang diperlukan antara lain :

No. Jenis Buku No. Jenis Buku
1 Kurikulum BSNP 16 Jadwal Pelajaran
2 Silabus Pembelajaran 17 Buku Supervisi
3 Program Semester 18 Grafik Absen
4 Program Tahunan 19 Rekapitulasi Keadaan Murid
5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 20 Buku Mutasi
6 Kalender Pendidikan 21 Buku notula/notulen rapat
7 KKM 22
8 Daftar Kelas / Absensi 23
9 Buku Program Evaluasi 24
10 Buku Analisis Evaluasi 25
11 Daftar Nilai 26
12 Buku Evaluasi / Kumpulan Soal 27
13 Buku Penerimaan dan pengembalian raport 28
14 Buku Perkembangan siswa 29
15 Buku Temuan Masalah 30





Buku Supervisi
Buku supervisi disediakan apabila kepala sekolah atau pengawas/penilik mengadakan kunjungan kunjungan kelas sehingga dengan adanya buku ini guru akan langsung mengetahui saran dan perbaikan apa yang harus dilaksanakan serta bagaimana hasilnya.
Contoh Format Supervisi :

No. Hari / Tanggal N a m a Jabatan Pelaksanaan Supervisi / Perihal Kesan / Saran Perbaikan Hasil Ket.
1


Selasa / 03–09–09 Pengawas TK/SD Administrasi Kelas Baik & harus ditingkatkan lagi Baik

Buku Mutasi Murid
Buku mutasi diisi setiap akhir bulan untuk mengetahui berapa jumlah siswa yang masuk dalam satu bulan dan berapa jumlah siswa yang keluar. Kemudian baru dihitung berapa jumlah siswa secara keseluruhan dalam satu kelas pada akhir bulan.
Masuk :
Nomor
N a m a L / P
Kelas Nama Orang Tua Hari / Tanggal Masuk
Asal Sekolah
Keterangan
Urt Ind
1

Amran S L V Darwin Selasa / 03–09–09


SDN Batu 02

Keluar :
Nomor
N a m a L / P
Kelas Nama Orang Tua Hari / Tanggal Keluar
Asal Sekolah
Keterangan
Urt Ind
1

Amran S L V Darwin Selasa / 03–09–09


SDN Cikarang 01 Kab. Bekasi Ikut orang tua





Buku Penerimaan dan pengembalian raport
Setiap orang tua atau wali murid pada waktu penerimaan raport semester I dan II harus menandatangani buku penerimaan raport begitu pula pada waktu mengembalikan.

Pengembalian Raport
No. Nomor Induk Nama Siswa Tanggal Pengembalian Nama Orang Tua / Wali Tanda Tangan Ket.
1
2
3
2008001
2008002
2008003 Anawi
Badrun
Doni 30-12-2009
30-12-2009
30-12-2009
Sodikin
Dayat
Ali


Penerimaan Raport
No. Nomor Induk Nama Siswa Tanggal Penerimaan Nama Orang Tua / Wali Tanda Tangan Ket.
1
2
3
2008001
2008002
2008003 Anawi
Badrun
Doni 24-01-2009
29-01-2009
11-02-2009
Sodikin
Dayat
Ali



Jadwal Pelajaran
Untuk memudahkan dan mengetahui mata pelajaran apa yang disampaikan oleh guru dan diketahui oleh siswa setiap hari, maka diruangan kelas perlu dipasang jadwal pelajaran.


No.
Waktu Hari / Mata Pelajaran Ket.
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
1 07.00 - 07.35 UB /
PKn Matematika IPS B.Indonesia IPA SBK
2 07.35 - 08.10 PKn Matematika IPS B.Indonesia IPA SBK
3

Mengetahui Bekasi, ……………………..
Kepala Sekolah Guru Kelas …….
________________ ________________________
NIP. NIP.


Grafik Absen
6 Jml Absen x 100 =
5 Hari Efektif x Siswa
4 3,9
3
2 1,8 1,2
1
0
Juli Agust Sept Okto Nov Des Jan Peb Maret Mei Juni Juli
B u l a n

Buku Target kurikulum dan daya serap
No Mata Pelajaran Nilai Tertinggi Rata-Rata Nilai Terendah Target kurikulum Daya serap Ket.
1 Agama 80 68 55 100 68



Program Pembelajaran Semester
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / I
KD Indikator Materi Pokok Alokasi Waktu Juli Agustus September Oktober November Desember
1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 JP (2x35 mnt)
2











Silabus Pembelajaran
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V / I (satu)
Standar Kompetensi : Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat Dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Pengalaman Belajar Materi Pokok Alokasi Waktu Alat / Sumber Penilaian
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan menggunakannya 1. Melakukan dan menggunakan operasi hitung bilangan cacah. • Menggunakan sifat konutatif, asosiatif, dan distributive untuk melakukan perhitungan secara efisien - Menggunakan sifat komutatif pada penjumlahan
- Menggunakan sifat komutatif pada perkalian
-
Operasi hitung bilangan bulat 12 JP - Kartu bilangan
- Buku Mtk 5, Erlangga • Ketepatan penggunaan sifat
• Tes tertulis





















DAFTAR PUSTAKA

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001

A. Dale Timpe, Kinerja Performance, Jakarta, Gramedia Asri Media, 1992

Bernardin dan Russel dalam Achmad S Rucky, Sistem Manajemen Kinerja, Jakarta, Gramedia, 2002

Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1994

http://id.shvoong.com/books/dictionary/1968827-profesi-keguruan/#ixzz1nUXw8xMk

James H. Donelly Jr. James & Gibson, dan john M. Ivancevich, Fundamentall of Management, Texas, Bussness Publications Inc. 1984

James L. Bowditch dan Anthony F. Buono, A., Primer or Organization/Behavior, New York, John Wiley & Sons inch, 1997

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 1995

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Bandung, Mandar Maju, 1991

Pokja Penyusunan Buku Budi Pekerti, Model Implementasi Pendidikan Budi Pekerti, Bandung, Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, 2001

Sukarna Sastrapriyadi, 1996. Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Depdikbud, 1996

Suwardi, Manajemen Pembelajaran, Surabaya, Temprina Media Grafika, 2007

Terenche R. Mittchell, People in Organization An Introduction to Organizational Behavior, New York, McGrow Hill, 1982

Wardani, dkk, Alat Penilaian Kemampuan Guru, Jakarta, Universitas Terbuka, 1991

Wayne F Carcio, Managing Human Resources Produktivity, Quality of Work Life, and Profits, New York, McGrow Hill, 1992

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2006





DAFTAR ISI


halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I KEDUDUKAN GURU ………………………………………….. 1
A. Persyaratan Guru …………………………………………………. 1
B. Guru Sebagai Tenaga Profesional ......................................... 2
BAB II PERANAN GURU ................................................................. 10
1. Peran sebagai pengajar/Intruksional …………………………. 10
2. Peran sebagi Pendidik / Educational …………………………. 11
3. Peran Sebagai Pemimpin / Managerial …………………………. 11
BAB III MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES
PENDIDIKAN ............................................................................ 14
A. Konsep Dasar Mengajar ............................................................... 14
B. Perlunya Perubahan Paradigma Tentang Mengajar ........................... 16
C. Makna Mengajar Dalam Standar Proses Pendidikan ............... 18
BAB IV ASPEK-ASPEK PENGELOLAAN KELAS ………………… 20
BAB V KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS ........................... 21
1. Keterampilan Sikap Tanggap ………………………………… 21
2. Membagi Perhatian ………………………………………… 22
3. Pemusatan perhatian pada kelompok ………………………… 22
BAB VI ADMINISTRASI KELAS ………………………………… 25





PROFESI KEGURUAN

DIKTAT






Oleh :
ASEP SUWARNADJAJA, M.MPd




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNJUANG 45 PERGURUAN DEWANTARA
CIKARANG BEKASI 2012

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI KEPALA SEKOLAH DIKLAT PENGUATAN KEPALA SEKOLAH ANGKATAN II TAHUN 2019

TEBAK-TEBAKAN LUCU

Pembelajaran Aktif (Active Learning)