PTS (Pengaruh partisipasi aktif Kepala Sekolah terhadap keberhasilan pembinaan pendidikan usaha kesehatan sekolah di SDN Telaga Asih 06 Cikarang Barat Bekasi.)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian
Telah disadari bersama dalam era pembangunan
jangka panjang yang telah dilaksanakan
pemerintah republuk Indonesia ini dalam rangka mengembang amanat Proklamasi
Kemerdekaan, khususnya bidang pendidikan dalam pembukaan Undang-undang Dasar
1945 pada alenia ke empat telah dinyatakan turut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sejalan dengan hal tersebut sistem Pendidikan Nasional juga telah menetapkan dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003.
Dengan
demikian pendidikan menempati skala perioritas dalam pembangunan, untuk
menghasilkan dan mewarisi generasi yang berkualitas, tujuan pendidikan
digariskan sebagai berikut : Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, berdisiplin, kerja keras, tanggung jawab, tangguh, mandiri,
cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan Nasional juga
harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal
semangat kebangsaan dan rasa cinta kesetiakawanan nasional. Sejalan dengan itu
dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya
diri sendiri serta sikap dan perilaku yang inovasi dan konduktif serta kreatif.
( GBHN, 2004: 59 ).
Oleh karena itu Pemerintah selalu berupaya untuk memajukan
dan meningkatkan bidang Pendidikan tersebut.
Pendidikan pada hakekatnya adalah untuk membentuk
tunas-tunas muda yang cakap, trampil dalam ikut melaksanakan cita-cita bangsa. Sudah
barang tentu tunas-tunas muda harus mempunyai keseimbangan atau keharmonisan
dalam hidupnya, antara kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Anak didik secara umum yang duduk di bangku Sekolah Dasar
masih dalam taraf perkembangan fisik maupun non fisik. Perkembangan fisik pada
anak memerlukan perhatian khusus, perhatian ini meliputi kebutuhan gizi,
kesehatan, keberhasilan linhkungan dan yang terpenting adalah energi yang
dibutuhkan.
Partisipasi dan peranan Kepala Sekolah sebagai Pembina bagi pelaku
pendidik di sekolah ini sangatlah
menentukan, karena pekembangan tersebut dialami secara bertahap-tahap sehingga Kepala Sekolah harus mampu menyesuaikan
kebutuhan baik sarana maupun prasarana bagi perkembangan dan kemajuan sekolah tersebut.
Dengan perkembangan fisik anak yang berjalan dengan normal akan berpengaruh
juga dalam perkembangan non fisik.
Pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah atau lazim disebut
dengan pembinaan UKS ditujukan untuk membina dan membimbing guru agar
mampu menjaga kesehatan untuk dirinya sendiri, para staf sekolah serta siswa maupun
untuk lingkungan di sekitar sekolah artinya
keberhasilan daripada Pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah akan bermanfaat
bagi guru dan siswa. Pembinaan Pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah bukanlah
tangung jawab sekolah semata namun juga tanggung jawab supervisor kependidikan.
Dengan demikian perhatian dan bimbingan dari Kepala Sekolah akan lebih
berpengaruh terhadap pelaksanaan kesehatan pada diri anak dan guru serta staf
di sekolah. Selain itu peran Kepala Sekolah juga dituntut aktif dalam ikut
menunjang keberhasilan dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
di kelas.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka terdorong keinginan
penulis untuk selaku Kepala Sekolah, di sini di plot sebagai observer dalam
kegiatan penelitian tindakan sekolah, mengadakan penelitian tentang Pengaruh
peran aktif Kepala Sekolah terhadap Keberhasilan Pembinaan Pendidikan Usaha
Kesehatan Sekolah yang di selenggarakan di Sekolah Dasar Negeri Telaga Asih 06 Kecamatan Cikarang
Barat Kabupaten Bekasi
Propinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran 2013/2014.
B. Rumusan Masalah Penelitian Tindakan Sekolah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Bagaimana pelaksanaan Pembinaan Pendidikan
Kesehatan Sekolah di SDN Telaga Asih 06 Kecamatan Cikarang
Barat Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat pada
tahun pelajaran 2013/2014 ?
2.
Bagaimana pengaruh partisipasi aktif Kepala
Sekolah terhadap keberhasilan Pembinaan Pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah di SDN
Telaga Asih 06 Kecamatan Cikarang
Barat Kabupaten Bekasi
Propinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran 2013/2014 ?
C.
Tujuan Penelitian Tindakan
Sekolah
1. Tujuan Umum
a.
Untuk melaksanakan salah satu tugas
penelitian di tingkat pendidikan SD
b.
Untuk mendapatkan sekaligus memberikan wawasan
keilmuan yang lebih luas serta arahan
yang jelas bagi pembinaan pendidikan UKS di sekolah
c.
Diharapkan
berguna bagi perkembangan pendidikan dalam rangka memberi gambaran informasi
bagaimana partisipasi dan peran aktif dalam meningkatkan keberhasilan Usaha
Kesehatan sekolah.
2. Tujuan Khusus
Untuk mendapatkan data empairis
tentang adanya sugesti positif partisipasi aktif Kepala Sekolah dalam rangka
program pembinaan Pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SDN
Telaga Asih 06 Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi
Propinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran 2013/2014.
D.
Pentingnya Penelitian
Tindakan Sekolah
1. Bagi Peneliti
Untuk
memperoleh data informasi, dokumentasi yang tertulis maupun tidak tertulis,
yang dapat dipakai sebagai bahan penyusunan laporan tentang hasil supervisi
terhadap pelaksanaan program pembinaan pendidikan usaha kesehatan sekolah di
sekolah binaan penulis.
2.
Bagi Sekolah
Dapat
dimaksudkan sebagai bahan pertimbangan dalam usaha mengembangkan Rencana
Pengembangan Sekolah oleh Kepala Sekolah dalam mengatasi masalah pendidikan
khususnya Pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah.
E. Pengertian Asumsi dan Keterbatasan
1. Pengertian
a. Partisipasi Kepala Sekolah
Partisipasi berasal dari bahasa
Inggris Participation yang artinya
ikut ambil bagian dalam hal ini yang dimaksud bahwa Kepala Sekolah ikut memberi
dorongan terhadap perkembangan kemajuan sekolah, membantu memberikan fasilitas
kepada sekolah dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan Usaha Kesehatan
Sekolah.
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pengubahan
sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam medewasakan manusia,
melalui upaya pengajaran dan latihan. Pendidikan berarti upaya proses
perubahan sikap dan tingkah laku secara mendidi. (WJS. Poerwo Darminto, 1989:204).
c. Usaha Kesehatan Sekolah
Usaha Kesehatan Sekolah ialah usaha
kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah secara bersama-sama dengan guru
dan siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan sekitar sekolah. (Dep.
Kes. 1987:11).
2. Asumsi
Pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah
merupakan pendidikan kesehatan yang nantinya dapat dijadikan bekal oleh guru dan siswa serta staf sekolah untuk
hidupnya, baik lingkungan sekolah, keluarga dan masyrakat, banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan Pendidikan Usaha Sekolah, antaranya partisipasi dan peran aktif Kepala Sekolah terhadap program
pembinaan pendidikan kesehatan yang meliputi bimbingan perhatian dalam hidup
sehat yang diterapkan pada guru dan siswa
yang berawal dari lingkungan sekitar sekolah serta bantuan fasilitas untuk
keperluan program Pembinaan Pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah.
3. Keterbatasan
Uraian pada bagian ini, dimaksudkan
untk mengemukakan beberapa batasan dan penjelasan atau permasalahan penelitian
ini. Batasan tersebut adalah banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan
Pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah, baik berupa faktor pendukung, pelaksanaan,
sarana dan prasarana serta faktor motivasi dari pelaku pendidik di sekolah.
Dalam penelitian ini khusus akan
mengadakan penelitian tentang faktor partisipasi Kepala Sekolah dalam memberikan
bimbingan serta perhatian kepada usaha pendidikan kesehatan di sekolah, yang
menyangkut tentang kesehatan dan prasarana UKS, yang nantinya akan mempengaruhi
keberhasilan Pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah di SDN
Telaga Asih 06 Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi
Propinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran 2013/2014.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Selayang Pandang
Tentang Supervisi Kependidikan
Suatu organisasi dapat
berjalan dengan baik dan lancar apabila suatu organisasi memiliki manajemen
yang baik. Proses pendidikan di sekolah (manajemen pendidikan)
tidak dapat dilepaskan dari administrasi pendidikan atau administrasi sekolah.
Administrasi secara umum tidak dapat digolongkan antara bidang yang satu dengan
bidang yang lainnya seperti administrasi niaga, administrasi perusahaan,
administrasi pendidikan, dan sebagainya.
Menurut buku pedoman
administrasi dan supervisi pendidikan pada kurikulum 1975 dalam Sahertian
(1985:3) “administrasi pendidikan adalah usaha bersama untuk mendayagunakan
semua sumber-sumber (personal maupun material) secar efektif dan efisien guna
menunjang tercapainya tujuan pendidikan, yang terdapat pada berbagai tingkat
dan jenjang pendidikan”.
Stephen J. Knezevich dalam Sahertian (1985:19) mendefinisikan administrasi
sekolah yaitu sebagai “school
administration is a process concered with creating, maintaning, stimulating,
and unifying the energies within an educational institution toward realization
of the predetermined objective” dimana administrasi sekolah adalah suatu
proses yang terdiri dari usaha mengkreasi, memelihara, menstimulir, dan
mempersatukan semua daya yang ada pada suatu lembaga pendidikan agar tercapai
tujuan yang telah ditentukan labih dulu.
Menurut Sahertian (1985:55)
mengemukakan bahwa administrasi pendidikan sebagai substansi gugusan yang
meliputi pengelolaan pengajaran, kesiswaan, personalia, pengelolaan peralatan
sekolah, pengelolaan gedung dan perlengkapan sekolah, pengelolaan keuangan
sekolah, dan pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat.
Wijono (1989:14) mengemukakan “administrasi pendidikan sebagai ilmu terapan
yang mempelajari keseluruhan proses kerjasama sekelompok orang yang mlakukan
kegiatan bersama di bidang pendidikan dengan mendayagunakan tenaga dan
peralatan sserta perlengkapan yang tersedia untuk mencapai tujuan secara
sangkil dan mangkus”.
B.
Makna dan Tugas Supervisi
1. Pengertian supervisi
Ada bermacam-macam konsep
supervisi. Secara historis mula-mula diterapkan konsep supervisi yang
tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam pengertian mencari
kesalahan dan menemukan kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki. Namun dalam
perkembangannya konsep supervisi mengalami perubahan, seperti yang
dikemukakakan oleh beberapa ahli antara lain menurut Adams dan Dickey, dalam
Sahertian (2000:17), “Supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki
pembelajaran”.
Menurut Boardman et al,
dalam Sahertian (2000:17) mengemukakan “supervisi sebagai suatu usaha untuk
menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan
guru-guru di sekolah individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan
lebih efektif dalam seluruh fungsi pembelajaran”.
Menurut Kimball Wiles
seorang supervisor yang baik memiliki 5 keterampilan dasar, yaitu: a)
Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan, b) Keterampilan dalam proses
kelompok, c) Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan, d) Keterampilan dalam
mengatur personalia sekolah, dan e) Keterampilan dalam mengevaluasi,
(Sahertian, 2000:18).
Berbeda menurut Mc Nerney
(dalam Sahertian, 2000:17) yang melihat “supervisi sebagai suatu prosedur
memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap fungsi
pembelajaran”. Padahal ada pandangan lain yang melihat supervisi dari segi
perubahan sosial yang berpengaruh terhadap siswa, menurut Burton dan Brucner
dalam Sahertian (2000:17), “supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan
utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak”. Lebih luas lagi pandangan
Kimball Wiles, dalam sahertian (2000:18) yang menjelaskan bahwa “supervisi
adalah bantuan yang diberikan untuk memperbaiki situasi belajar mengajar agar
lebih baik”. Dijelaskan bahwa situasi belajar mengajar di sekolah akan lebih
baik tergantung kepada keterampilan supervisor sebagai pemimpin.
Dari semua definisi yang
diuraikan di depan, sehingga dapat dirumuskan supervisi pendidikan sebagai
bantuan yang diberikan oleh supervisor dalam hal ini kepala sekolah untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar kepada guru-guru baik secara individual
atau kelompok mulai dari perencanaan proses pembelajaran sampai dengan evaluasi
proses pembelajaran.
2. Tujuan Supervisi
Kata kunci supervisi adalah
memeberi layanan dan bantuan kepada guru-guru, maka tujuan supervisi adalah
memberikan layanan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan
guru di kelas. Menurut Sahertian, (1982:24)
mengemukakan secara operasional tujuan konkrit dari supervisi, yaitu:
a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan- tujuan pendidikan.
b. Membantu guru-guru
membimbing pengalaman belajar siswa.
c. Membantu guru-guru dalam
menggunakan sumber-sumber belajar.
d. Membantu guru-guru dalam menggunakan metode-metode dan alat-alat pelajaran
baru.
e. Membantu guru dalam memenuhi
kebutuhan belajar siswa.
f. Membantu guru dalam menilai
kemajuan paserta didik dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
g.
Membantu guru dalam membina reaksi
mental atau moral kerja guru dalam pertumbuhan pribadi.
h. Membantu guru baru disekolah sehingga mereka merasa senang dengan tugas
yang diperolehnya.
i.
Membantu guru agar lebih mudah
mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan
sumber-sumber masyarakat.
j.
Membantu guru agar waktu dan tenaga
tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya.
C.
Aplikasi Kewajiban
Supervisor Kependidikan
1. Prinsip supervisi
Masalah yang dihadapi dalam
melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan adalah bagaimana mengubah pola
pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan
kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana guru merasa
aman dan diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang
objektif. Dengan
demikian prinsip supervisi yang dilaksanakan adalah:
a. Prinsip ilmiah (Scientific)
Prinsip ilmiah mengndung ciri-ciri sebagai
berikut ; 1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang
diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar, 2) Untuk
memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi,
percakapan pribadi, dan seterusnya, 3) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan
secara sistematis, berencana dan kontinu.
b. Prinsip Demokaratis
Servis dan bantuan yang
diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan
kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung harga diri dan martabat guru, bukan
berdasarkan atasan dan bawahan, tetapi berdasarkan rasa kesejawatan.
c. Prinsip kerja sama
Mengembangkan usaha bersama
atau menurut istilah supervisi (Sharing
of Idea, Sharing Experience) memberi support
mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka tumbuh bersama.
d. Prinsip konstruktif dan
kreatif
Setiap guru akan merasa
termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu
menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara yang
menakutkan. (Sahertian, 2000:19).
D.
Kinerja Supervisi
Usaha untuk membantu
meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan
dengan berbagai alat (device) dan
teknik supervisi. Umumnya alat dan teknik supervisi dibedakan
dalam dua macam alat atau teknik. Jonh Minor Gwyn (dalam Sahertian, 2000:52)
mengemukakan dua teknik supervisi yaitu “teknik yang bersifat individual dan
teknik yang bersifat kelompok”, yaitu teknik yang digunakan untuk melayani
lebih dari satu orang. Dalam bab ini peneliti hanya menjabarkan teknik
supervisi individual sesuai dengan konteks penelitian.
Teknik supervisi pendidikan bersifat individual antara lain perkunjungan
kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas, dan menilai
diri sendiri.
1. Teknik Perkunjungan Kelas
a. Berikut adalah uraian
singkat mengenai teknik perkunjuanga kelas yaitu: Pengertian perkunjungan kelas
ialah teknik dimana kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk
melihat cara guru mengajar di kelas,
b. Tujuan perkunjungan kelas
ialah memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Dengan
data itu kepala sekolah dapat berbincang-bincang dengan guru tentang kesulitan
yang dihadapi guru-guru. Pada kesempatan itu guru dapat mengemukakan
pengalaman-pengalaman yang berhasil dan hambatan yang dihadapi serta meminta
bantuan, dorongan dan mengikutsertakan,
c. Fungsi perkunjungan kelas
sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan cara mengajar guru dan cara
belajar siswa. Perkunjungan ini dapat memberi kesempatan guru-guru untuk
mengungkap pengalamannya sekaligus sebagai usaha untuk memberi rasa mampu pada
guru-guru untuk mengungkap pengalamannya sekaligus sebagai usaha untuk
memberikan rasa mampun pada guru-guru. Karena guru dapat belajar dan
memperoleh pengertian secara moral bagi pertumbuhan kariernya dan,
d. jenis-jenis perkunjuangan kelas. Perkunjuangan kelas dibagi menjadi tiga macam yaitu:
Ø Perkunjungan tanpa diberi
tahu (unannounced visitation) yaitu
supervisor tiba tiba datang datang ke kelas tanpa memberi tahu guru lebih dulu.
Perkunjungan kelas ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya yaitu
kepala sekolah dapat melihat keadaan yang sebenarnya tanpa dibuat-buat. Hal ini dapat membiasakan guru agar dapat mempersiapkan dirinya
sebaik-baiknya. Sedangkan kelemahannya yaitu guru menjadi gugup, karena
tiba-tiba didatangi kepala sekolah yang menimbulkan prasangka bahwa ia sedang
dinilai dan pasti hasilnya tidak memuaskan. Kadang ada sebagian guru yang tidak
senang bila tiba-tiba dikunjungi tanpa diberi tahu terlebih dulu.
Ø Perkunjungan dengan cara
memberi tahu lebih dulu (announced
visitation) yaitu supervisor biasanya telah memberikan jadwal kunjungan
sehingga guru-guru tahu pada hari dan jam berapa ia akan dikunjungi.
Perkunjungan kelas ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan teknik
ini yaitu bagi supervisor perkunjungan yang direncanakan sangat tepat dan
mempunyai konsep pengembangan secara kontinu dan terencana serta guru-guru
dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya karena ia sadar bahwa perkunjungan itu
akan membantu ia untuk dinilai. Dan justru persiapan guru inilah yang nantinya
akan menjadi kelemahan yang menimbulkan hal-hal yang dibuat-buat dan serba
berlebihan.
Ø Perkunjungan Atas Undangan
Guru. Perkunjungan ini akan lebih baik. Oleh karena itu guru punya
usaha dan motivasi untuk mempersiapkan diri dan membuka diri agar dia dapat
memperoleh balikan dan pengalaman baru dari hal pertemuannya dengan supervisor.
Pada sisi lain sifat keterbukaan dan merasa memiliki otonomi dalam jabatannya.
Aktualisasi kemampuannya terwujud sehingga ia selalu belajar untuk
mengembangkan dirinya. Sikap dan dorongan untuk mengembangkan diri ini
merupakan alat untuk mencapai tingkat profesional. Teknik ini juga mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya bagi supervisor, dapat belajar dari
pengalamannya dalam berdialog dengan guru sedangkan guru akan lebih mudah untuk
memperbaiki dan untuk meningkatkan kemampuannya, karena motivasi untuk belajar
dari pengalaman dan bimbingan dari supervisor tumbuh dari dalam dirinya
sendiri.Dan kelemahannya yaitu ada kemungkinan timbul sikap manipulasi, yaitu
dengan dibuat-buat untuk menonjolkan diri, padahal waktu-waktu biasa guru tidak
berbuat seperti itu.
2. Teknik Observasi Kelas
Melalui perkunjungan kelas,
seorang supervisor dapat mengobservasi situasi belajar mengajar yang
sebenarnya. Berikut uraian tentang supervisi teknik observasi yaitu:
a. Ada dua macam teknik
observasi ialah teknik observasi langsung (direct
observation) merupakan teknik observasi dengan menggunakan alat observasi,
supervisor dalam hal ini kepala sekolah mencatat absen yang dilihat pada saat
guru sedang mengajardan teknik observasi tidak langsung merupakan teknik
obseravsi dimana orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang kaca dimana siswa
tidak mengetahuinya, (biasanya dilakukan dalam laboratorium untuk pembelajaran
mikro).
b. Tujuan teknik observasi
ialah untuk: 1) Untuk memeperoleh data yang seobyektif mungkin sehingga bahan
yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang di
hadapi guru-guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran, 2) Bagi guru
sendiri data yang dianalisis akan dapat membantu untuk mengubah cara-cara
mengajar kearah yang lebih baik, 3) Bagi siswa sudah tentu akan dapat
menimbulkan pengaruh positif terhadap kemajuan belajar mereka.
c. Apa yang diobservasi, hal
yang diobservasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai maka supervisor harus
mengetahui dengan jelas apa yang harus diobservasi. Hal-hal yang perlu
diobservasi antara lain: 1) Usaha serta kegiatan guru dan siswa, 2) Usaha dan kegiatan guru dan siswa dalam
hubungan dengan penggunaan alat dan bahan pelajaran, 3) Usaha dan kegiatan guru
dan siswa dalam memperoleh pengalaman belajar, dan 4) Lingkungan sosial, fisik
sekolah baik didalam maupun diluar kelas, dan faktor-faktor penunjang lainnya.
d. Syarat-syarat untuk
memperoleh data dalam observasi. Hal ini tergantung dari sikap dan
cara si pengamat itu sendiri ketika mengadakan observasi antar lain:
Ø Menciptakan situasi yang wajar (cara masuk kelas), mengambil tempat di
dalam kelas yang tidak menjadi pusat perhatian anak-anak, tidak mencampuri guru
yang sedang mengajar, sikap waktu mencatat tidak akan menimbulkan prasangka
dari pihak guru.
Ø Harus dapat membedakan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang kurang
penting.
Ø Bukan melihat kelemahan, melainkan melihat bagaimana memperbaikinya.
Ø Harus diperhatikan kegiatan atau reaksi siswa tentang proses belajar.
e. Kriteria yang dipakai dalam
observasi
Segala sesuatu
yang dicatat dan dikumpulkan dalam observasi haruslah ;
Ø Bersifat objektif yaitu
segala sesuatu yang dicatat adalah data yang sebenarnya tanpa ada pengaruh unsur
subjektif dari supervisor,
Ø Apa yang dicatat harus tepat
sasaran seperti apa yang dimaksud. Sering terjadi orang mencatat sesuatu bukan
berdasarkan apa yang dilihat tetapi pada apa yang dipikirkannya, dan
Ø Data yang dicatat harus
dapat dipercaya.
f. Alat-alat observasi
Untuk memperoleh
data tentang situasi belajar mengajar digunakan beberapa alat yaitu check list adalah suatu alat untuk
mengumpulkan data dalam melengkapi keterangan-keterangan yang lebih objektif
terhadap situasi belajar dan mengajar yang terjadi didalam kelas.
3. Teknik percakapan Pribadi (individual conference)
Berikut uraian tentang percakapan pribadi antara lain:
a.
Pengertian teknik percakapan pribadi
merupakan percakapan pribadi antara supervisor dengan seoarang guru tentang
proses pembelajaran dalam rangka memecahkan problema atau masalah yang dihadapi
oleh seorang guru.
b.
Tujuan teknik percakapan pribadi ini
adalah untuk: 1) Memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui
pemecahan kesulitan kesulitan yang dihadapi, 2) memupuk dan mengembangkan hal
mengajar yang lebih baik, 3) memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan
yang sering dialami oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya disekolah, 4)
menghilangkan dan menghindari segala prasangka yang bukan-bukan, misalnya kesan
guru diawasi atau dinilai pekerjaannya.
c.
Jenis Jenis percakapan pribadi menurut
ahli yaitu:
Menurut George
Kyte, dalam Sahertian (2000:74) ada dua jenis percakapan melalui perkunjungan
kelas yaitu 1) percakapan pribadi setelah perkunjungan kelas (formal) yakni
setelah supervisor mengadakan kunjungan kelas, sewaktu guru kelas melaksanakan
tugas mengajar, dimana supervisor membuat catatan tentang segenap aktivitas
guru dalam mengajar. Kemudian atas kesepakatan bersama-sama akan mengadakan individual conference untuk
membicarakan hasil kunjungan tersebut, 2) percakapan pribadi melalui percakapan
biasa sehari-hari (informal), hal ini dilakukan oleh kepala sekolah dalam
perbincangan sehari-hari dikemukakan sesuai masalah yang dihadapi oleh guru.
Selain pembagian
diatas ada juga pembagian teknik percakapan pribadi yang dikemukakan Mildred E.
Sweringen, dalam Sahertian (2000:75) yaitu: (1) classroom-conference merupakan percakapan pada saat siswa-siswa
tidak ada lagi di kelas, misal pada saat siswa-siswa beristirahat, (2) office conference merupakan percakapan
yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, (3) Casual conference merupakan percakapan
yang dilaksanakan secara kebetulan, yang tidak diharapkan.
E. Partisipasi dan Peran Aktif Kepala
Sekolah
Dalam pelaksanaan pendidikan,
khususnya yang mencangkup kepribadian serta pengembangan potensi pada diri
anak, maka peranan serta partisipasi Kepala Sekolah dalam usaha ikut memajukan
perkembangan sekolah. Hal ini disebabkan mengingat pentingnya peranan aktif Kepala
Sekolah selaku control lembaga pendidikan di tingkat sekolah dasar dalam
pengembangan sekolah yang bermutu baik, maka hendaknya Kepala Sekolah menjadikan
lingkungan sekolah binaan sebagai instrumen kerja pokok yang bersifat positif.
Selain itu Kepala Sekolah harus mampu menjadi pemotivasi kinerja guru dalam
mengajar termasuk program pembinaan pendidikan kesehatan sekolah.
Partisipasi Kepala Sekolah secara
aktif Kepala Sekolah dalam hal ini adalah perhatian dan bimbingan belajar
pendidikan kesehatan yang diberikan secara rutin dan berkala. Perhatian Kepala
Sekolah meliputi ide-ide konseptual kebutuhan dan penyediaan keperluan yang
berhubungan dengan kesehatan misalnya pemenuhan buku-buku tentang gizi pada
makanan anak, konsep penyediaan fasilitas kesehatan berupa kelengkapan kotak P3K di tiap-tiap kelas atau
di ruang UKS, serta penyediaan tempat sampah, di tiap-tiap sudut luar kelas,
kebersihan WC di sekolah, pemilahan antara WC untuk siswa dan untuk guru,
sanitasi dan saluran air yang baik, keindahan dengan tat ataman yang asri,
rerumptan yang rapi serta tanaman hias yang ada di pot pot bunga, agar
kenyamanan belajar namapk kondusif serta pemeliharaan ruang belajar serta
ventilasi di tiap-tiap ruangan dan masih banyak lagi konsep dasar pembinaan yang dapat diberikan
oleh Kepala Sekolah kepada pelaku pendidik di sekolah binaan penulis. Sedangkan
bimbingan dalam bidang pendidikan kesehatan dapat diwujudkan dengan cara
pendekatan persuasif terhadap guru supaya selalu hidup bersih menjaga dan
memperhatikan kesehatan pada diri sendiri, siswa serta lingkungan sekitar
sekolah. Kepala Sekolah harus selalu
mengotrol kesehatan dan kebutuhan sarana dan prasarana kesehatan yang dapat
menjadi stumulasi bagi peningkatan prestasi kinerja guru dan siswa tentunya.
Bimbingan dan pendidikan kesehatan
merupakan bagian dari kegiatan bimbingan penyuluhan di sekolah, ada yang
berpendapat bahwa bimbingan kesehatan harus diberikan pada pelaku pendidik sebagai
penyadaran kebersihan lingkungan sekitar sekolah yang paling dasar, seperi yang
dikatakan dalam buku bimbingan dan penyuluhan di sekolah sebagai berikut ; “Kesehatan
dan lingkungan itu dapat mempengaruhi perkembangan anak, guru dan pembimbing
harus mengenalkannya sejak dini atas pentingnya hidup keserasian ingkungan
hidup, agar setiap individu mampu menerapkannya pada masa yang akan datang”.
(Bimo Walgito, 1987:19).
Dari pengertian di atas mengenai
bimbingan kesehatan yang penulis kutip dari pendapat Bimo Walgito maka dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya bimbingan belajar kesehatan identik dengan
bimbingan yang dilaksanakan di sekolah oleh Kepala Sekolah.
F. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu perbuatan
dan usaha untuk meningkatkan pribadi dengan jalan membimbing potensi prbadinya,
yaitu rohani dan jasmani. Pengertian Pendidikan adalah : “Usaha dasar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan
bagi perananya dimasa yang akan datang”. (Undang-undang RI no. 2, 1989:1). Sehubungan
denga uraian di atas salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas manusia
adalah melalui pendidikan.
Bagi bangsa dan negara Indonesia yang
berdasrkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, kualitas intelektual dan
phisik semata,, namun juga dari berbagai aspek didalamnya termasuk aspek moral.
Karena itu Pendidikan Nasional di Indonesia diarahkan untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya. Dalam GBHN tahun 1999 dijelaskan bahwa ; “Pendidikan
Nasional bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian
mandiri maju, tangguh, beretos kerja, cerdas, bertanggung jawab, dan produktif
serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa
patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan kebangsaan dan
kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada bangsa dan sikap mengahargai
Pahlawan serta berorientasi masa depan”. (GBHN, 1999:27).
Tujuan
pendidikan ialah memajukan seluruh aspek kepribadian peserta didik sebagai
sarana dan pembinaan dengan harapan terlahirnya manusia yang mampu membangun
masa depan Indonesia sesuai dengan tuntutan zaman yaitu terciptanya Indonesia
baru bisa bersaing dalam era globalisasi, untuk itu Indonesia memerlukan sumber
daya manusia yang berkwalitas serta dapat menguasai, mengembangkan dan memanfaatkan
ilmu pengetahuan. Pada
hakekatnya pendidikan adalah :
1. Upaya membantu si terdidik agar
seluruh potensinya yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal.
2.
Pendidikan berlangsung dalam pergaulan
atau interaksi antara si terdidik dan pendidik.
Dengan demikian penulis dapat
mengambil suatu rumusan bahwa pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk
meningkatkan pribadinya dengan jalan membina potensi jasmani. Kesimpulan
terakhir pendidikan, merupakan serangkaian kegiatan komunikasi dan pertemuan
manusia dan anak didik cara tatap muka atau menggunakan media dalam rangka
memberikan bantuan terhadap pengembangan potensi semaksimal mungkin agar
menjadi manusia yang bertanggung jawab dan menjadi manusia yang berguna untuk
keluarga, masyarakat bangsa dan negara.
G. Usaha Kesehatan Sekolah
1. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah
Pengertian
Usaha Kesehatan Sekolah diterangkan dalam UU no 9 tahun 1980, ”Usaha kesehatan
sekolah ialah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah dengan anak
didik beserta lingkungan hidupnya”. (UU no 9-1980:13)
Sebagai
sasaran ialah masyarakat sekolah, yang terdiri dari anak para guru dan petugas
sekolah lainnya. Yang dimaksud sekolah ialah semua sekolah dari tingkat sekolah
dasar (SD) sampai sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), sedangkan
pelaksanaannya diprioritas pada sekolah dasar mengingat bahwa sekolah dasar
merupakan dasar dari sekolah lanjutan, namun juga tidak mengabaikan pelaksanaan
pada sekolah lanjutan.
2. Dasar Pendidikan Usaha Kesehatan
Sekolah
a. Ketetapan MPR Nomor IV / MPR / 1999,
tentang GBHN dibidang kesehatan bahwa perbaikan kesehatan rakyat dilakukan
secara prevensif dan kuratif dengan pendekatan layanan kesehatan pada rakyat.
Usaha perbaikan terutama ditujukan kepada peningkatan pemberantasan penyakit
menular dan penyakit rakyat, peningkatan keadaan gizi rakyat, peningkatan
keadaan air minum, peningkatan sanitasi air minum, perlindungan.
b. Undang-undang nomor 9 tahun 1980
tentang Pokok-pokok Kesehatan
Ø Bab
I pasal 3 bahwa pertumbuhan anak yang sesuai dalam lingkungan hidup yang sehat
adalah penting untuk mencapai generasi yang sehat, dan bangsa yang kuat.
Pengertian dan kesadaran masyarakat tentang memelihara dan perlindungan
kesehatan adalah sangat penting untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Ø Bab
I pasal 9 bahwa pemerintah mengadakan usaha-usaha khusus untuk kesehatan
keturunan dan pertumbuhan anak yang sempurna baik dalam lingkungan keluarga
maupun dalam lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat remaja dan
keolahragaan.
c.
Sekolah merupakan lembaga yang dengan
sengaja dihidupkan untuk mempertinggi derajat bangsa dalam segala aspek.
d.
Usaha Kesehatan sekolah melalui
masyarakat sekolah mempunyai kemungkinan yang lebih efktif diantara beberapa
usaha yang ada, untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada
umumnya, karena masyarakat sekolah merupakan masyarakat yang terorraniser,
sehingga mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan Usaha Kesehatan Masyarakat dan
anak lebih peka terhadap pendidikan di sekolah, bertanggung jawab atas kesejahteraan
masyarakat dan tanah air.
3. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah
Tujuan dari pada Usaha Kesehatan
Sekolah antara lain siswa mencapai kesehatan sebaik-baiknya dengan cara :
a.
Menanamkan sikap dan kebiasaan anak
didik untuk hidup sesuai dengan norma-norma kesehatan.
b.
Membina anak didik untuk memperoleh
kesehatan jasmani dan rohani serta sosial menuju pembentukan manusia seutuhnya.
Dengan penanaman dan pembinaan diatas
diharapkan anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan umurnya, dan anak didik
mampu merintis jalan untuk menuju keluarga sejahtera dan bahagia. Dan anak
mempunyai kesempatan tumbuh dan berkembang, belajar secara harmonis, efisien
dan optimal.
4. Program Usaha Kesehatan Sekolah
Program Usaha Kesehatan ditujukan
pada keadaan fisik sekolah meliputi fasilitas-fasilitas yang mendukung pada
proses belajar mengajar.
Keadaan fisik pada sekolah harus
memenuhi kesehatan, keadaan ini meliputi :
a. Gedung Sekolah
Dalam
mendirikan gedung sekolah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Ø
Letak
bangunan sekolah terhadap lingkungan disekitar apakah jauh dari keramaian dan
sebagainya.
Ø
Halaman
sekolah untuk bermain yang cukup
Ø
Adanya
kebun sekolah sebagai apotik hidup serta taman gisi.
Ø
Ventilasi
atau tempat pertukaran udara.
Ø
Penyediaan
air yang secukupnya, tempat cuci tangan.
Ø
Penerangan.
Ø
Pembuangan
air
Ø
WC
/ urinoir
Ø
Tempat
pembuangan sampah, dan
Ø
Kantin sekolah yang
sehat
b. Pemeliharaan kebersihan perorangan
dan lingkungan
Pemeliharaan
kebersihan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting di
dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. Adapun pemeliharaan kebersihan
lingkungan dan perorangan meliputi :
1.
Kebersihan Perorangan
Kebersihan
Perorangan antara lain :
Ø
Anak
diharapkan dapat membiasakan diri mandi paling sedikit 2 kali dalam sehari.
Ø
Siswa
harus menjaga kebersihan rambut, kuku dan gigi.
Ø
Siswa
harus membiasakan diri berpakaian rapi dan bersih.
2.
Kebersihan Lingkungan
Adapun pemeliharaan kebersihan
lingkungan dalam Usaha Kesehatan sekolah meliputi :
Ø Pemeliharaan
kebersihan serta kerapian peralatan sekolah misalnya bangku, meja, papan tulis
dan alat-alat lainnya
Ø Pemeliharaan kebersihan lantai kelas dan halaman sekolah.
Ø Pemeliharaan kebersihan WC dan kamar mandi
Ø Memelihara kebersihan selokan dan saluran air
Ø Pemeliharaan kebersihan kebun dan pengadaan Apotik hidup
Dengan
adanya pemeliharaan lingkungan siswa dapat membiasakan diri menjaga dan
memelihara lingkungan, baik lingkungan sekolah lingkungan rumah dan lingkungan
masyarakat.
c. Keadaan Umum sekolah dan Lingkungan
Keadaan umum dan lingkungan sekolah
yang harus diperhatikan ke dalam Kebutuhan Usaha Kesehatan Sekolah antara lain
:
1.
Adanya
pagar sekolah, untuk mencegah dan membatasi tempat bermain.
2.
Jalan
harus terlepas dari bahaya baik untuk penyebaran, untuk itu UKS menyediakan
tempat penyeberangan dan anak yang dilatih lalu lintas untuk membantu
penyeberangan.
3.
Adanya
tempat olah raga yang dapat digunakan untuk berolah raga siswa.
4.
Tersedianya
perlengkapan PPPK (P3K) dan cara penggunaannya, disini guru harus terlatih
betul dalam memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
5.
Adanya
hubungan yang harmonis antara guru, siswa dan orang tua serta petugas Kesehatan
Usaha Kesehatan Sekolah untuk bersama-sama mejaga kesehatan baik diri sendiri
atau lingkungan.
Dengan adanya Usaha Kesehatan Sekolah
diharapkan dapat berguna bagi siswa untuk bekal hidup baik untuk dirinya
sendiri maupun untuk hidup di masyarakat kelak. Sesuai dengan kesehatan yang
tidak saja meliputi kesehatan badan melainkan juga rohani dan sosial maka dalam
rangka mencapai derajat kesehatan, anak didik harus tumbuh dan berkembang dalam
lingkungan sebaik-baiknya
H.
Pengaruh Partisipasi aktif Kepala Sekolah terhadap Pembinaan
Kebersihan Pendidikan Usaha Kesehatan Sekolah.
Partisipasi Kepala Sekolah merupakan syarat untuk mencapai
tujuan belajar yang maksimal. Dapat dikatakan bahwa antara kedua variabel dalam
permasalahan penelitian ini terhadap hubungan yang tidak dapat dipisahkan
antara keduanya, yaitu kesehatan sekolah dan program pembinaan pendidikan
kesehatan sekolah.
Perhatian Kepala Sekolah mampu
membuat pelaku pendidik termotivasi untuk meraih sebuah prestasi bagi
akrediatasi sekolah. Namun ada faktor yang lebih mendukung yang mempengaruhi
keberhasilan kinerja guru dalam efektifitas kegiatan belajar mengajar. Sejalan
dengan penjelasan tersebut berikut ini penulis lampirkan pendapat dari salah
satu seorang ahli sebagai berikut :
1.
Faktor intern, ialah faktor yang
menyangkut keseluruhan, pribadi termasuk fisik antara mental, psiklogi,
psikofisik seorang dalam belajar
2.
Faktor eksternal, ialah faktor yang
mempengaruhi individu pada pelajar tetapi berasal dari luar diri individu dan
dari lingkungan. (Sukardi,
1983:30)
Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa faktor internal dan eksternal seseorang mempunyai hubungan
langsung dengan prestasi kerja di sekolah tinggal bagaimana seseorang
memanfaatkan kedua faktor tersebut dengan sebaik-baiknya.
Pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama termasuk partisipasi dan peran aktif Kepala Sekolah sangatlah penting
artinya bagi keberhasilan pembangunan pendidikan di sekolah binaannya.
Partisipasi itu dapat berupa dukungan moril maupun ide-ide tentang pembinaan
upaya pendidikan kesehatan di sekolah. Agar partisipasinya dan bantuan program
pendidikan terarah, terpadu, maka program pembinaan pendidikan kesehatan akan
partisipasi secara organisir ataupun perorangan.
Partisipasi Kepala Sekolah yang
diharapkan pada pendidikan usaha kesehatan sekolah antara lain :
1. Pembinaan kebiasaan hidup sehat dan control kesehatan bagi pelaksanaan
kesehatan meliputi :
a.
Pembinaan dan pengawasan dalam bidang
pendidikan kesehatan, antara lain :
Ø Menerima pelajaran yang diperoleh guru dan siswa dari
sekolah, untuk dipraktekkan di rumah dan diharapkan masyarakat ikut menjelaskan
sebanyak mungkin dan memberi dorongan kepada anak untuk terus mempraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Ø Menyediakan fasilitas dalam batas kemampuannya untuk
memudahkan penerapan pendidikan kesehatan itu di sekolah dan sekitar sekolah, sehingga
kebiasaan hidup sehat ini benar-benar terlaksana di sekolah dan masyarakat
sekitar ikut mendukung pemeliharaan fasilitas kesehatan di sekolah.
b.
Pembinaan dan pengawasan dalam bidang
kebersihan lingkungan, meliputi :
Ø Meneruskan pelajaran yang dibawa oleh pelaku pendidik
serta siswa tentunya dalam bidang kebersihan lingkungan untuk terus
dipraktekkan di rumah dan berusaha sedapat mungkin menyediakan
fasilitas-fasilitas yang bersangkutan dengan kebersihan lingkungan misalnya,
air, ada sumur, wc, sampo dan lain-lain.
Ø Ikut serta membantu sekolah dalam pengadaan atau
perbaikan lingkungan sekolah sehat.
Ø Memberi dorongan sebanyak mungkin ketenagaan dan
ketentraman bagi pelaku pendidik dalam menyiapkan program pengajaran.
c.
Pembinaan dan pengawasan dalam bidang
pemeliharaan kesehatan, antara lain:
Ø Turut serta mengawasi kesehatan di sekolah mengambil
langkah metodis medik seperlunya apabila ada gangguan kesehatan seperti memberi
obat, membawa ke dokter dan lain sebagainya.
Ø Ikut mendorong pelaku pendidik atau guru serta siswa untuk
melakukan kebiasaan hidup sehat seperti yang diajarkan di sekolah.
2.
Partisipasi Dalam Pembiayaan Kegiatan
Usaha Kesehatan Sekolah
Adapun partisipasi dalam hal ini
orang tua diharapkan dapat membantu dalam :
a. Pengadaan fasilitas-fasilitas untuk
Kegiatan Usaha kesehatan Sekolah, misalnya sapu, tempat sampah, air bersih, dan
peralatan-peralatan PPPK.
b.
Mengatasi kesulitan-kesulitan yang
dihadapi sekolah dalam bidang kesehatan.
Dengan adanya partisipasi Kepala
Sekolah dalam Usaha Kesehatan Sekolah, diharapkan mampu mendorong keberhasilan pendidikan
Usaha Kesehatan Sekolah. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok
orang hidup, karena kalau kita tidak sehat maka aktivitas kitapun akan terganggu.
Demikian pula dengan “penghuni” di lembaga pendidikan di tingkat dasar yakni sekolah dasar guru dan siswa serta staf
lainnya agar bisa melakukan aktivitas
belajar mengajar dengan baik dan lancar, yang akhirnya adanya pendidikan
Sekolah diharap mampu membentuk kader-kader bangsa yang sehat yang berpotensi
keberhasilan dan kemajuan bangsa dan negara.
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN
A.
Persiapan Penelitian
Tindakan
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan
di SDN
Telaga Asih 06 Kecamatan Cikarang Barat
Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat pada
tahun pelajaran 2013/2014. Alasan utama dari hasil pengamatan
langsung dan informasi yang di terima, bahwa sebagian guru di sekolah binaan
penulis tersebut belum memiliki pengetahuan yang cukup dan kesadaran yang baik dalam
memahami dan melaksanakan pendidikan usaha kesehatan sekolah di SDN Telaga
Asih 06, ini disebabkan guru
belum mampu menyusun agenda dan jadwal kerja bhakti untuk program sekolah yang
baik yang sesuai dengan keadaan dan kondisi sekolah. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya informasi yang diterima dan mengingat juga dengan tugas-tugas guru
yang sangat banyak dan kompleks dan belum memiliki tenaga trampil yang
serabutan untuk dapat membantu tugas guru dan kepala sekolah secara non
akademis.
B.
Perencanaan Tindakan
1.
Jenis Tindakan nyatanya
adalah melatih dan membimbing terhadap guru-guru juga kepala sekolah untuk
menyelenggarakan program pendidikan usaha kesehatan di sekolahnya.
2.
Bentuk kegiatan yang
dilakukan adalah :
a.
Mendiskusikan masalah
atau hambatan dalam sarana dan prasarana gedung Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang
baik dan memenuhi standar mutu kesehatan bagi guru dan siswa itu sendiri
tentunya.
b.
Penyampaian informasi
dari peneliti tentang cara penyusunan fasilitas kesehatan yang memenuhi standar
mutu guna penanganan P3K sejak dini.
c.
Memberi contoh tata
ruang serta pelestarian lingkungan demi menjaga kebersihan yang akan berdampak
pada kenyamanan dan efektifitas kegiatan belajar mengajar di kelas.
Pelaksanaan
penelitian menetapkan setting dua siklus, pada masing-masing siklus
dilaksanakan melalui empat tahapan yaitu: (1) perencanaan penelitian, (2)
pelaksanaan penelitian, (3) observasi/ evaluasi, dan (4) refleksi.
C.
Aplikatif Penelitian Tindalam
Siklus I
1.
Perencanaan Penelitian
Kegiatan penelitian
tindakan dilaksanakan mulai Januari
di SDN Telaga Asih 06 Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran 2013/2014 pada Jam Sekolah yaitu dari
jam 08.00 – 13.00 setiap pertemuan.
Perencanaan penelitian ini meliputi
:
a.
Rapat koordinator antara
kepala sekolah, dan guru di Sekolah yang peneliti pimpin.
b.
Penentuan jadwal dan
subjek penelitian secara bersama-sama
c.
Menyiapkan bahan bahan
yang diperlukan dalam menyusun Program Pendidikan Usaha Kesehatan yang baik .
2.
Pelaksanaan Penelitian
a.
Mendiskusikan tentang
permasalahan dalam menyusun Jadwal program penyuluhan dan bimbingan pendidikan
usaha kesehatan sekolah
b.
Penyampaian informasi
tentang cara mengelola ruang kelas dan ruang kantor yang bersih dan sehat.
c.
Mengkaji contoh program
penyuluhan dan bimbingan pendidikan usaha kesehatan sekolah
d.
Menetapkan format bimbingan
dan penyuluhan pendidikan usaha kesehatan sekolah secara periodik.
Target yang diharapkan pada siklus I:
Ø Pertemuan
pada siklus I dihasilkan konsep (format) bimbingan yang baik yang sesuai dengan kararteristik masing
masing sekolah binaan. Dalam hal ini adalah program penyuluhan dan bimbingan
pendidikan usaha kesehatan sekolah di SDN Telaga Asih 06.
Ø Dalam
pertemuan tersebut tersusunnya jadwal secara periodik program penyuluhan dan
bimbingan pendidikan usaha kesehatan sekolah
3.
Observasi dan Evaluasi
Observasi
dilakukan oleh peneliti pada di saat jam istirahat untuk memberikan program
penyuluhan dan bimbingan pendidikan usaha kesehatan sekolah bagi para guru dan kepala sekolah di pertemuan KKG.
Pengamatan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah sekaligus peneliti terhadap
setiap guru tentang kerjasama, aktivitas, presentasi dalam menyusun program
kerja bakti di luar jam pelajaran bersama-sama dengan siswa dan staf lainnya
Adapun
skala yang digunakan adalah skala Likert
dengan lima katagori sikap yaitu : sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
sangat rendah. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada kolom yang
tersedia dengan ketentuan sebagai berikut: skor 5 = sangat tinggi, skor 4 =
tinggi, skor 3 = sedang, skor 2 = rendah, dan skor 1 = sangat rendah. Sehingga
skor maksimal adalad 4 x 5 = 20. Untuk mendapatkan nilai digunakan rumus :
Jumlah
skor perolehan
NK = ------------------------------- x 100
Jumlah skor maksimal
Setelah diperoleh nilai, maka nilai
tersebut ditransfer ke dalam bentuk kualitatif untuk memberikan komentar
bagaimana kualitas sikap guru yang diamati dalam menyusun satujan pelajaran
yang baik dengan kategori sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tabel Kategori
No
|
Skor
|
Kategori
Penyusunan
|
1
|
90 - 100
|
A (baik sekali)
|
2
|
80 - 89
|
B (baik)
|
3
|
65 - 79
|
C ( cukup baik )
|
4
|
55 - 64
|
D ( kurang )
|
5
|
0 - 54
|
E ( sangat baik )
|
a)
Sedangkan evaluasi
dilakukan terhadap hasil penyusunan jadwal kerja bakti di luar jam pelajaran pada
akhir pertemuan tiap-tiap siklus dengan menggunakan format evaluasi satuan
pendidikan dan bimbingan yang baik.
Adapun aspek yang dinilai adalah kelengkapan elemen sarana dan
prasarana,
b)
Kejelasan
tujuan pembelajaran pendidikan bagi usaha kesehatan sekolah yang baik,
c)
Ketepatan/kesesuaian
program dengan tujuan bimbingan dan penyuluhan yang baik,
d)
Kemanfaatan
program Pendidikan kesehatan bagi usaha kesehatan sekolah,
e)
Strategi
implementasi/pelaksanaan di sekolah.
Siklus II
1.
Perencanaan
Pada tahap
ini dilaksanakan penyusunan model bimbingan dan penyuluhan pendidikan kesehatan
bagi usaha kesehatan sekolah yang baik di SDN Telaga Asih
06 Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi
Propinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran 2013/2014, penulis
yang belum mencapai hasil maksimal pada siklus I. Kegiatan penelitian tindakan
pada siklus II dilaksanakan pada bulan awal Maret 2014, di sekolah
penulis selaku Kepala Sekolah, pada jam sekolah dari jam 08.00 – 13.00 WIB. Hal hal
yang direncanakan pada dasarnya sama dengan siklus I. Berdasarkan observasi dan
refleksi pada siklus I dilakukan perbaikan terhadap strategi dan penyempurnaan
pelaksanaan program pembinaan pendidikan usaha kesehatan sekolah di SDN
Telaga Asih 06 Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi
Propinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran 2013/2014.
2.
Pelaksanaan
Pada prinsipnya langkah
langkah pelaksanan tindakan pada siklus I diulang pada siklus II dengan
modifikasi dan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Kegiatan
pada siklus II dengan mengikuti langkah
langkah sebagai berikut :
a.
Mendiskusikan tentang permasalahan
atau hambatan dalam memulai pengetahuan
dan kesadaran bersih itu sehat.
b.
Mempresentasikan hasil
jadwal sebagai kerja kelompok atau tim di SDN binaan penulis, yang telah
dirumuskan sebelumnya pola penerapan pembinaan pendidikan usaha kesehatan
sekolah.
c.
Revisi agenda kerja
bakti dari hari minggu menjadi waktu di sela-sela jam istrirahat untuk
beraktivitas dalam penerapan pembinaan pendidikan usaha kesehatan sekolah dengan
baik, dan observer memberikan instruksi-instruksi secara rinci tentang tujuan
pengembangan hidup dalam kegiatan belajar mengajar menuju sehat.
3.
Observasi dan evaluasi
Observasi dilakukan
oleh peneliti selaku Kepala Sekolah di SDN Telaga Asih 06 Kecamatan Cikarang
Barat Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran 2013/2014, saat guru mendiskusikan
pelbagai permasalahan kesehatan dan data tentang kondisi riwayat kesehatan baik
guru maupun siswa di sekolah serta sarana dan pra sarana kesehatan sekolah yang
menunjang kesiapan usaha kesehatan sekolah lainnya, pada saat pertemuan siklus
II, baik secara individu maupun kelompok. Pengamatan dilakukan terhadap sikap
guru dalam mempresentasikan gagasan yang lebih baik tentang kesadaran untuk
hidup sehap dan kondisi sekolah yang bersih dengan menggunakan format observasi
yang digunakan pada siklus I. Sedangkan evaluasi dilakukan pada akhir pertemuan
siklus II dengan menggunakan format penilaian yang sama dengan aspek pada
siklus I. Cara melakukan penilaian terhadap hasil menejerial administrasi yang
baik yang disusun sama dengan pada
siklus I.
4.
Refleksi :
Berdasarkan hasil
observasi slama berlangsungnya kegiatan dan hasil evaluasi pada akhir pertemuan
siklus dilakukan refleksi. Bila guru-guru di SDN Telaga Asih 06 Kecamatan Cikarang
Barat Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran 2013 /2014 memperoleh skor
dalam penilaian yang baik final sama atau lebih besar dari 65, maka guru-guru
tersebut dinyatakan berhasil, jika kurang dari 65 dinyatakan gagal.
selamat pagi pak
BalasHapusboleh saya minta file word atau prf dari keseluruhan penelitian ini pak? terimakasih